Menanti
…
Puisi Rindu adalah contoh kumpulan puisi tentang rindu kekasih atau kangen pacar. Seringkali kita memuaskannya dengan menelpon atau sms. Namun itu tak serta merta menepis segala rasa kangen yang ada, bisa-bisa malah akan menjadi semakin rindu.
Kutipan Kata Rindu bergambar di atas berjudul Menanti karya Rinda Sandria
Namun tak ada yang segalau para penyair di puisi galau yang menjadikan kebimbangan menjadi karya yang abadi.
Puisi memungkinkan seorang penulis untuk mengungkapkan perasaannya. Seperti lukisan atau musik, ini adalah seni, yang pembaca terbekali wawasan tentang pikiran penyair. Tanggapan dan evaluasi dari dunia dan kehidupan pengarang. Dapat juga melambangkan kesedihan, kegembiraan, kemarahan, keputusasaan, atau memori persahabatan dalam puisi tentang sahabat, peristiwa atau ingatan. [keyword].Puisi sering kali memiliki makna tersembunyi, tetapi banyak juga yang sederhana dan jelas. Mereka menunjukkan dengan cara yang unik bagaimana rasanya, misalnya, untuk jatuh cinta dan melihat matahari terbenam dalam puisi tentang senja.
Dalam sekejap,mentari itu bergegas meninggalkan bumi
Yang ada hanya senja ingin menyapa malam
Seperti halnya dirimu
Kepergianmu hanya menyisakan tanya dan rindu
Engkau pergi dalam diam
Sisakan luka yang terus bersemayam
Rindu yang kuracik, membuat bathinku tertikam
Tiap jeda, kumenunggumu, menunggu seulas senyummu
...
Di bawah indahnya ukiran langit
Kutuliskan rasa dalam bait
Bagai benang yang dijahit
Bagai kayu yang dirakit
Tak terasa telah menetes peluh
Karena ternyata telah begitu jauh
Sampai pada tempat hati berlabuh
Pada jiwa yang tak pernah luruh
Namun apalah daya
Cinta hanya...
Madah rasa rindumu
Sudahku siap puisi-nya
Dimana kalam rasa memggebu
nak dibaca bersama cerita lara
Minggu berlalu senin meratap hari
Asa larang aku merindu-nya
Tak tahan aku lena menunggu rindu datang menjenguku
Acik telok lekop,30 juli 2019
Ini masih tentang rindu
Yang menjadi sebatas semu
Pilu, hampa, kian membendung
Yang menjadi sebatas angan tanpa temu
Ya! Ini tentang rindu
Yang selalu Menjadi candu
Ah.. rindu
Haruskah aku yang menyeru?
Madura ,15 Januari 2020
Hanya dengan tatapan mata
Dan gaya bicara
Yang lambat laun berubah menjadi rasa
Rasa yang memenuhi ruang hampa
Sebuah ruang yang tak pernah dibayangkan manusia
Sebuah ruangan berdebu
Yang hanya berisi pilu
Yang dulunya hanya hitam putih dan abu-abu
Kini telah berubah...
Di awal pertemuan yang tak terencana itu
Di sudut senyum mu sudahku paku nama lengkap ku
Di pelipis kirimu ada keindahan yang merobek-robek pupilku
Di sayup suaramu sudah kental manis mengawal detak jantungku
Ketahui , sudah ku bawa kehidupan ini jauh
Ketahui , sudah ku tertawakan diriku
Ada tenteram mengukir dalam, tatkala dua jasad berrengkuh bersuam.
Tidak menimbul menenggelam, melainkan memilih untuk bersemayam.
Menolak menjelma kelam, tegas bergemerlap lir pualam.
Ada nihil terpatri pada diri, hanya mengisi sekiranya kamu kembali.
Dan kerinduan menari-nari, lekaslah kasih bawa rindumu jua menemani.
Anila malam menggenggam atma yang kian melemah
Lalu lalang di ujung kota yang temaram
Meniti lorong-lorong penuh kerinduan
Ambu-ambu kerinduan yang pekat, tercium lekat
Za, cinta kasih terabdi
Aksara luka, masih menerjemahkan dirimu sebagai cinta
Beginilah caraku mengatasi ‘kerisauan’ rindu puan,
Dengan selalu mengingat-ngingat selengkung senyum manismu,
Meskipun ‘kerisauan’ itu adalah ketika kau tetap memilih untuk diam, sementara hati ini sekarat ditikam rindu berkali-kali… (lebih…)
Aku memiliki empat musim, kekasih.
Musim pertama selalu ada hujan yang menemani sepi.
Di musim kedua selalu ada kemarau yang menghapus air mata di lereng pipumu.
Lalu, di musim-musim berikutnya aku mulai lupa, kekasih.
Karna seluruh sisa-sisa musim hanya aku pergunakan untuk merindukanmu.
@Laron’s
Aku sendiri disini melihati mu,,
Tanpa sadar aku memikirkanmu,,
Hingga saat itu tiba,,,
Aku bingung,, dan bingung,,
Saat itu mungkin kamu tidak ada,,
Saat aku merindukanmu,,
Seperti jelaga-jelaga yang ada di bulan itu,,,
Hitam,,hingga pekat,,
Tak kunjung terang,,,
Seperti kamu yang...
Beribu tetesan menempel di kaca jendela yang sedari awal memang sudah berdebu
Pecah kan hening yang seolah bisu
Tetesnya buat bunyi yang seolah seperti irama yang menggebu
Gabungkan hujan dengan namanya yang sedari dulu ku rindu
Kemarin
Saat matahari hendak menelan cahayanya lamat lamat
Ku...
jika ini yang dinamakan cinta
aku sudah sangat sering merasakannya
apabila ini yang dimaksud cinta
aku tak bisa coba menghentikannya
kalau ini yang disebut cinta
aku terus berusaha untuk gapai semuanya
andai ini merupakan cinta
aku kan lalui denganmu bersama
maka aku bisa
akulah peziarah sunyiyang berlutut di pusara senja
meletakan seikat kamboja di atas makam kenangan
bertuliskan rindu di lusuhnya punggung nisan
“bisikmu cinta…”
aku tak benar” meninggalkanmu
semayamkanlah aku di hatimu
agar kau tau rasa yang berpendar hangat dalam qalbuku
kala pawana berdesir melampaui wajahmu
Rinduku bukan sekedar sendu
Saat curahan hati hanya untukmu
Saat mentari merasa malu
Saat senja menjadi merdu
Hati ini terus berharap tentangmu
Namun sepiku buyarkan harap
Ketika kita tak saling tatap
Dan langkahmu terbang bagaikan sayap
Rinduku kini kian tersekap
Dibalik...
Nostalgia
sedikit aroma sendu
dan secangkir kopi pahit
manis dan pahit bertaut menjelma dusta
mengulur asmara yang sempat terbaca
walau tak pernah ada kata
setidaknya rasa pernah bersua
analogi rindu disapu sebait luka
Di hilir hari ini dadaku mencelos.
Bayangmu hampir saja kurengkuh,
Tetapi senja mendadak jatuh
dan membiarkannya lolos.
Ah, lebih baik aku kembali
pada monitor dan mouse
dan setiap detik yang jatuh nanti
biar saja menjadi kompos
Agar dapat aku memupuk
benih-benih...
Sepertiga malamku
Bulan tak selalu menjadi purnama
Bintang tak selalu bersinar cerah
Daun tak selalu setia pada ranting nya
Awan tak selalu ada pada langit birunya
Roda terus berputar pada porosnya
Hujan deras memberikan pelangi sebagai hadiahnya
Senyuman yang siapakan tipu belaka
Janji ingkar...
malam ini masih sama dingin
api rindu tak lantas membuatku hangat
barangkali aku butuh pelukan erat
atau sekedar cium singkat
malam ini masih sama sepi
meski kamu membangun komunikasi
meski ribuan cerita telah kamu tumpahi
rasa ini nyatanya kekal dalam hati
untuk atma nan...
Dua musimku hanyalah sepi,
Hujan yang membasahi hati dan
Panas yang mengeringkan tangis
Aku,
Anak perempuannya.
Yang merindukan sosok lelaki cinta pertama.
Dimana saat kumelihat nya,
Rasa ingin memeluk melepas semua rasa rindu itu sangat lah besar.
Namun terhalang,
Karena waktu dan keadaan.
Kebersamaanku dengannya, tak pernah lebih dua jam apa lagi satu hari.
Rindu,
Ya...
Tak perlu kau lawan
Rindu itu tak dapat kau tahan
Aku tahu awan bersekongkol dengan hujan
Menghadirkan serpihan kenangan
Entah pahit atau manis
Itu urusanmu
Yang aku tahu
Kau sedang dilanda rindu
Iya… aku pun begitu
Menikmati pilu yang dihadirkan waktu
Sembari...
Sejak bayanganmu menutupi penglihatanku
Sejak semua tentangmu meracuni pikiranku
Sejak sebuah senyum membentuk bulan sabit biru
Sejak aku menaruh harap padamu
Sejak aku selalu mengikuti langkahmu
Sejak aku mulai merasakan cemburu
Sejak saat itu keyakinanku
Bahwa Tuhan tak pernah terburuburu
Bahwa Tuhan...
Halaman ini tak seteduh dulu
Sperti rinduku padamu
Halaman ini ditumbuhi Perdu
Semai rinduku tersesak kalu
Bulir butir tangis senja
Mengawali langkah mu pergi
Menjauh,menghilang dalam alibi
Maaf…..
Aku tak kembali sebab,
Rinduku tergeruk semak serapahmu..
Mereka yang pernah menulis puisi tentang cinta disini paham sekali bagaimana menulis puisi rindu.
Kangenku padamu tak hanya sepintas lalu, rinduku ini adalah akumulasi dari pertemuan kita, yang tak letih melapisi seluruh bongkahan cinta, sementara lapisan yang dihasilkan adalah kangen yang bertambah satu.
Jika seribu penyair menulis tentang pengalaman yang sama, setiap penyair akan berbeda karena setiap penyair memiliki penafsiran sendiri tentang peristiwa di sekitarnya. Meskipun setiap puisi yang kami pelajari tentang tema yang sama, cinta dan kehilangan, masing-masing sangat berbeda. Setiap puisi memiliki cara unik untuk mengembangkan pengesahan kehilangan dan kesedihan. Kami tidak dapat memilih favorit dari ketiganya karena masing-masing brilian dengan caranya sendiri yang spesial.
Tapi ada halaman quotes cinta pilihan yang mungkin menarik di kata mutiara tentang cinta
Kutipan Kata-kata Rindu Paling Populer
Puisi tentang rindu ini adalah salah satu media bagaimana indahnya rinduku lewat kata, meskipun tak mampu mewakili semua, namun ini abadi menjadi karya puisi rindu yang sempurna untukmu. Kangenku menjadi bait-bait puisi, kerinduan yang seringkali menerpaku dalam sepi.