Puisi Annisah Berjudul Dibatas penantian, kau racik luka itu 5 Bait 27 Baris

Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
3
Kekuatan Emosi
5
Kedalaman Makna
5
Keindahan Bahasa
4
Score
4.2
1 Voters
Puisi 5 Bait 27 Baris Tentang RinduDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
A

Dibatas penantian, kau racik luka itu

© Annisah

Dalam sekejap,mentari itu bergegas meninggalkan bumi
Yang ada hanya senja ingin menyapa malam
Seperti halnya dirimu
Kepergianmu hanya menyisakan tanya dan rindu
Engkau pergi dalam diam
Sisakan luka yang terus bersemayam
Rindu yang kuracik, membuat bathinku tertikam

Tiap jeda, kumenunggumu, menunggu seulas senyummu
Dimanakah engkau berada?
Dan bagaimana kabarmu?
Berharap ada kabar darimu

Masih saja kupastikan, benarkah kau telah pergi?
Tanya itu berkecamuk dalam hati
Sebuah luka masih mengalir
Kuhirup dalam-dalam tiap perih
Dan nyatanya benar,
Kau tlah pergi tanpa kabar

Kini dibatas penantian, Kau racik luka itu,
pergi dengan yang lain menjadi pilihanmu
Walau sentuhan rindu masih membekas tajam diantara gundahku
masih kucoba meredam asaku atasmu

mungkin ini caramu,
tak membiarkanku selalu menantimu
menanti sesuatu yang tak pasti
Kini, kucoba pejamkan mata
Kutarik selimut, dengan penuh harap
Esok hari semua akan baik-baik saja


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    5
    Kedalaman Makna
    5
    Keindahan Bahasa
    4
    4.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Dibatas penantian, kau racik luka itu” menggugah emosi pembaca dengan kejujuran yang mendalam dalam menggambarkan rasa sakit akibat kehilangan. Penulis berhasil menangkap nuansa kerinduan dan harapan yang terjalin dalam setiap baitnya. Penggunaan metafora seperti ‘mentari itu bergegas meninggalkan bumi’ dan ‘rindu yang kuracik’ memperkaya pengalaman membaca, menciptakan gambaran yang kuat dan intim. Meskipun tema kehilangan bukanlah hal baru, penulis menghadirkan perspektif yang unik melalui perasaan yang tulus dan reflektif, yang menjadikan puisi ini terasa segar. Kedalaman makna yang terkandung dalam setiap kalimat menciptakan resonansi emosional yang kuat, meskipun tidak ada elemen kejutan yang signifikan yang dapat mengejutkan pembaca. Namun, kesederhanaan bahasa yang digunakan justru memberikan keindahan tersendiri, membuat puisi ini mudah dihayati. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang kaya emosi dan keindahan, meskipun bisa lebih mengejutkan dalam beberapa bagian untuk meningkatkan dampaknya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *