Dibatas penantian, kau racik luka itu - AntologiPuisi.com
Dibatas penantian, kau racik luka itu
Dalam sekejap,mentari itu bergegas meninggalkan bumi
Yang ada hanya senja ingin menyapa malam
Seperti halnya dirimu
Kepergianmu hanya menyisakan tanya dan rindu
Engkau pergi dalam diam
Sisakan luka yang terus bersemayam
Rindu yang kuracik, membuat bathinku tertikam
Tiap jeda, kumenunggumu, menunggu seulas senyummu
Dimanakah engkau berada?
Dan bagaimana kabarmu?
Berharap ada kabar darimu
Masih saja kupastikan, benarkah kau telah pergi?
Tanya itu berkecamuk dalam hati
Sebuah luka masih mengalir
Kuhirup dalam-dalam tiap perih
Dan nyatanya benar,
Kau tlah pergi tanpa kabar
Kini dibatas penantian, Kau racik luka itu,
pergi dengan yang lain menjadi pilihanmu
Walau sentuhan rindu masih membekas tajam diantara gundahku
masih kucoba meredam asaku atasmu
mungkin ini caramu,
tak membiarkanku selalu menantimu
menanti sesuatu yang tak pasti
Kini, kucoba pejamkan mata
Kutarik selimut, dengan penuh harap
Esok hari semua akan baik-baik saja