Puisi Rizki Setiyani Berjudul Hujan Dan Namanya 2 Bait 8 Baris
R
Hujan Dan Namanya
© Rizki Setiyani
Beribu tetesan menempel di kaca jendela yang sedari awal memang sudah berdebu
Pecah kan hening yang seolah bisu
Tetesnya buat bunyi yang seolah seperti irama yang menggebu
Gabungkan hujan dengan namanya yang sedari dulu ku rindu
Kemarin
Saat matahari hendak menelan cahayanya lamat lamat
Ku bilang jangan dulu
Karena masih ada seseorang yang masih merindu terangnya mentari
Puisi “Hujan Dan Namanya” menyentuh perasaan dengan kuat, menciptakan suasana nostalgia yang sangat mendalam. Penggambaran hujan sebagai simbol kerinduan dan kehadiran seseorang yang dicintai memberikan emosi yang mengena. Pemilihan kata yang sederhana namun penuh makna membuat pembaca dapat merasakan kedalaman emosi si penyair. Di sisi lain, meskipun ada keindahan dalam irama yang dihasilkan, ada beberapa bagian yang terkesan repetitif, sehingga sedikit mengurangi keindahan bahasa yang diusung. Namun, ide untuk menggabungkan elemen hujan dan kerinduan membawa nuansa yang segar dan orisinal. Dengan penekanan pada irama dan permainan kata, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang waktu dan kehilangan. Beberapa bagian menimbulkan kejutan yang menyenangkan, meskipun tidak terlalu mencolok. Secara keseluruhan, puisi ini mampu menggugah perasaan dan membawa pembaca pada refleksi mendalam tentang cinta dan kerinduan yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.