Puisi Anonym Berjudul Diam-diam 4 Bait 13 Baris
a
Diam-diam
© anonym
Beginilah caraku mengatasi 'kerisauan' rindu puan,
Dengan selalu mengingat-ngingat selengkung senyum manismu,
Meskipun 'kerisauan' itu adalah ketika kau tetap memilih untuk diam, sementara hati ini sekarat ditikam rindu berkali-kali...
Pernahkah di suatu malam,
Sesaat sebelum terpejam,
Terlintas aku dalam benakmu,
Sebagai hal yang terindukan diam-diam,
Pernahkah...???
Saling mencari merindu dan tak pernah bertemu adakah kita seperti itu puan ? seperti mereka,
Sang bulan dan matahari...
Mungkin lagu ini sejenak bisa meredakan rindu,
Ketika ujung-ujung jemari kita tak saling temu,
Gumam lelaki bintang...
Puisi ‘Diam-diam’ ini mengekspresikan kerinduan yang mendalam dengan cara yang sangat puitis. Penggambaran kerisauan rindu yang disampaikan melalui metafora sederhana namun kuat, seperti ‘Sang bulan dan matahari’, membawa pembaca pada refleksi tentang cinta yang terhalang oleh jarak dan waktu. Penulis berhasil menyentuh emosi pembaca dengan ungkapan yang tulus dan penuh kejujuran. Bahasa yang digunakan juga mengalir dengan indah, menciptakan suasana yang melankolis namun tetap menyentuh. Namun, meski ide tentang kerinduan ini cukup universal, ada kesan bahwa penggunaan beberapa frasa dapat lebih dieksplorasi untuk meningkatkan keaslian. Secara keseluruhan, puisi ini memberikan makna yang dalam tentang cinta yang terpendam, namun bisa lebih mengejutkan dengan twist yang tak terduga di bagian akhir. Dengan segala kelebihan dan kekurangan tersebut, puisi ini tetap berhasil menyampaikan pesan emosional yang kuat tentang kerinduan dan harapan.