Tanbihat Rasa - Antologi Puisi Kumpulan Karya Anonim
Tanbihat Rasa
Renjana
Kulebur segala risau
di perapian senja
Bersemburat sajak-sajak lama
tentang pergumulan rindu tanpa jeda
Mereka bilang semesta tidak buta
Meski pelupuk terus dihujani ribuan derai
Meski tubuh limbung bak diterpa badai
dan hati diremukkan oleh duka nestapa
Semua akan menemui batasnya
Mata yang berlinang akan mengering
Raga yang letih akan memulih
Pun hati yang merindu akan berujung temu
Arunika
Sajak itu merindukan perjalanan diksi
pada kelana udara di pelataran hijau
Dititipkan sebait pelita
Menyigi sudut damai
dalam segar semerbak wangi
aroma daun teh bersua dengan pagi
Segara
Pada sajak yang termangu
Menyala lirih noktah biram
di langit sandikala
Kita saksikan mentari rebah
di pelupuk cakrawala yang redup mengatup hari
Bersama kilau kenangan yang lekat di ingatan
lalu luruh memudar pada petang temaram
Larut hingga jauh
terbawa debur ombak samudra
Pada sajak yang termangu
Mimpi dan harapan kekal bersemayam
di dermaga waktu
Ambara
Sunyi mengangkasa
Jauh di kedalaman jenggala
Semesta lelap berselimut kidung purba
yang lahir dari bisik lirih angin tenggara
Sepenggal doa pijarkan daya
bagi kita yang setia mendekap asa
bersama puisi yang kita eja di altar masa