Puisi Rinda Sandria Berjudul Menanti 5 Bait 29 Baris
Menanti
Lihat,
Saat pintu telah terkunci
Lampu-lampu pun mati
Kau menyala sebagai satu yg ku rindukan
Malam ini aku kembali lagi
Kembali ke masa itu
Di tempat kau pernah ada
Kita pernah berdiri memutar kata
Menulis aksara menggambarkan warna
Membuat tawa terbahak bahak
Lalu menangis tersedak sedak
Diratapan dinding kecemasan ini
Terkisahkan kenangan di kepasrahan yg lapang
Remuk berserakan
Berdebu terabaikan
Terkoyak kesepian
Bagai layang yg menari ditengah badai, sendirian
Kemana pergimu?
Apakah engkau tersesat?
Tanpa ucapan atau pesan
Tanpa sebab atau alasan
Hilang bagai ditelan bumi
Tak tersisa sama sekali
Dengar,
Tepat setelah jejak di langkahkan
Aku masih tetap menantikan
Di ingatan yg pernah kita singgahi
Kutunggu dirimu kembali.
Yogyakarta 26 April 2020
Puisi “Menanti” menyuguhkan perjalanan emosional yang mendalam, menggambarkan kerinduan dan kesepian yang menyentuh hati. Penyair berhasil menciptakan suasana nostalgia yang kuat melalui penggunaan citra dan metafora yang kaya, seperti ‘layang yang menari di tengah badai’ yang mencerminkan kerentanan dan ketidakpastian. Pilihan kata yang digunakan tidak hanya indah tetapi juga mengajak pembaca merasakan kesedihan dan harapan yang saling berkelindan. Namun, meskipun puisi ini berhasil memikat, ada kalanya beberapa bagian terasa repetitif dan bisa diperhalus untuk mencapai ritme yang lebih harmonis. Secara keseluruhan, “Menanti” adalah karya yang berharga, penuh dengan nuansa emosional dan keindahan yang layak diapresiasi.