Puisi Rimbapena Berjudul Mouse 3 Bait 12 Baris
R
Mouse
© Rimbapena
Di hilir hari ini dadaku mencelos.
Bayangmu hampir saja kurengkuh,
Tetapi senja mendadak jatuh
dan membiarkannya lolos.
Ah, lebih baik aku kembali
pada monitor dan mouse
dan setiap detik yang jatuh nanti
biar saja menjadi kompos
Agar dapat aku memupuk
benih-benih rinduku ini
hingga nanti dalam mimpiku
bayangmu tumbuh subur kembali
Puisi “Mouse” menawarkan gambaran yang kuat tentang kerinduan dan keterasingan di tengah kemajuan teknologi. Penggunaan kata-kata seperti ‘dadaku mencelos’ dan ‘senja mendadak jatuh’ menciptakan nuansa melankolis yang mendalam, seolah-olah penulis terjebak antara dunia nyata dan dunia maya. Dalam beberapa bait, penulis berhasil menggambarkan perasaan kehilangan dengan cara yang sangat menarik, terutama dengan metafora ‘kompos’ untuk menggambarkan proses memupuk rasa rindu. Namun, meskipun ada keindahan dalam bahasa yang digunakan, beberapa bagian terasa kurang berkembang dan bisa dieksplorasi lebih dalam. Aspek kejutan dalam puisi ini tidak begitu terasa, meskipun penutupan yang menyiratkan harapan akan kebangkitan kembali perasaan membuat puisi ini tetap menarik. Secara keseluruhan, “Mouse” adalah karya yang mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dan teknologi, serta dampaknya pada emosi kita.