Puisi na28 Berjudul Menanti 4 Bait 16 Baris
n
Menanti
© na28
malam ini masih sama dingin
api rindu tak lantas membuatku hangat
barangkali aku butuh pelukan erat
atau sekedar cium singkat
malam ini masih sama sepi
meski kamu membangun komunikasi
meski ribuan cerita telah kamu tumpahi
rasa ini nyatanya kekal dalam hati
untuk atma nan aksa
maaf sebab hati ini keras kepala
namun adakah waktu untuk yang tercinta?
satu menit pun tak apa
biar kuluapkan rindu yang tertahan di dada
biar kulepaskan segala tafsir bodoh tentang kamu yang terlibat cinta lainnya
pulanglah segera
aku disini, menanti
Puisi berjudul ‘Menanti’ ini menampilkan kerinduan mendalam yang dirasakan oleh penulis. Dengan penggunaan kata-kata sederhana namun padat makna, puisi ini berhasil menyampaikan perasaan rindu yang tak terpuaskan. Emosi dalam puisi ini terasa cukup kuat, terutama dalam baris-baris yang menggambarkan keinginan untuk pelukan dan ciuman, serta kerinduan yang tetap membara meski komunikasi telah terjalin. Keindahan bahasa terletak pada cara penulis menyandingkan dingin malam dengan ‘api rindu’, menciptakan kontras yang menarik. Namun, dari segi keaslian ide, tema kerinduan dan penantian ini sudah sering diangkat dalam puisi-puisi cinta lainnya, sehingga tidak menawarkan sesuatu yang benar-benar baru. Kedalaman makna terasa ketika puisi ini menyentuh pertanyaan tentang waktu untuk yang tercinta—sebuah refleksi yang bisa membuat pembaca merenung. Satu hal yang mungkin kurang adalah elemen kejutan; puisi ini cenderung mengikuti pola yang bisa diduga meski tetap menyentuh. Secara keseluruhan, puisi ini adalah ungkapan yang jujur dan menyentuh bagi pembaca yang pernah merasakan kerinduan serupa.