Corona
Corona Arsip - AntologiPuisi.com
Puisi Corona adalah cara kami menuang keresahan dalam bentuk karya sastra. Cocok dengan hastag corona #dirumahaja ingin kami abadikan dalam situs ini, sebagai pengingat generasi, bahwa kita pernah berjibaku melawan wabah penyakit yang sangat mengerikan.
Table of Contents
Gambar Quote Puisi Corona
Puisi Corona bergambar di atas berjudul Perihal Skenario Terbaik-Nya karya Sarlota Yuspin Lolo
Kumpulan Puisi Dengan Tema Corona
Bersatu
Aku berada dalam ruang lengkap
Alat dan korban nan berarti
Kaki berdiri tanpa penat
Tangan bekerja tiada letih
Baju kering terasa panas
Keringat menetes tak terhitung
Aku haus dahagaku kering
Hati dan pikiran kacau tak bertepi
Kacau hangat terlampau pilu
Melihat korban tak...
Kerinduan sang Buana
Jika tuhan menciptakanmu
Mungkin ini surat dari tuhan
Atas ulah para penghuni buana
Yang selalu tamak
Rasanya buana ini ingin menangis
Buana ini merasa kesepian
Bahkan masjid di buana ini menangis
Menangis karena ulahmu
Yang membuat semua terlihat hampa
Masjidpun rindu
Rindu...
Bait kala pandemi
Hai apa kabar?
Insan yang masih sibuk bercumbu dengan rindu.
Insan yang masih menaruh harapannya kepada semesta yang sedang tidak baik baik saja.
Dan pahlawan dunia yang masih tegar berjuang meski tak jarang dihantui cemas.
Nukilan ini dicipta untuk kamu, dia dan juga kita semua.
Kepada...
LAUTAN DAN ANGIN
Wahai,,,lautan dan angin
Janganlah kalian mengamuk di pagi buta.
Wajah kalian muram dan masam.
Apa gerangan?
Aku tiada paham, apa kalian marah dengan tingkah para nelayan.
Wahai lautan dan angin.
Janganlah engkau merajuk dengan kami.
Aku dan para nelayan kebingungan, apa yang harus kami kerjakan, daratan...
SEMUANYA karena SEMAUNYA
Dulu…Pas beta dengar kata ” POSITIF”
beta yang pasif langsung aktif
Sekarang…Pas beta dengar kata “POSITIF”
beta jadi sensitif
Beta lia poster tiga M dimana-mana, tapi beta bilang itu talalu lebay
Pemerintah kas keluar protokol, tapi beta bilang Pemerintah talalu alay
Beta selalu omomg, “Ta’usah takut, sante sa”
...Gara Gara corona
Sekolahku libur gara gara corona
Tetapi ini bukan liburan
Tugas tugas dikirimkan
Sementara aku bermalas malasan
Memang tugas itu tidak sepantas nya dikirimkan
Jika sekolah adalah rumah kedua
Tempat belajar adalah fungsinya
Seharusnya tak sepantasnya
Aku mendapatkan tugas
Karena lokasi sekarang adalah di istana
Sahabatku
Oh sahabat, kau selalu setia mendampingiku
Kau tak pernah meninggalkanku
Aku sedih tanpa dirimu
Semoga kita tidak berpisah
Oh sahabat, betapa baiknya engkau
Rela berkorban demi aku
Terima kasih sahabatku
Kau segalanya bagiku
Aku akan selalu mendoakanmu
Sayangnya sekarang kita berpisah
Karena...
Telah Renggut
Masa pertama kali
Hebat dirobek murni
Tumpah darah negeri
Fase saat diuji
Pudar?Tak akan terjadi
Biar merebak biak meniti
Tetap nyala kobaran api
Semangat!!!Empat puluh lima
Dirgahayu Indonesia
Lekas sembuh negeriku tercinta
Bayang Sunyi, Rindu Bisu
Hujan menabur kesunyian malam ini
Jemari menari menderas pada getar kata
Kotori lembaran kertas nan putih
Tak kala lirih ia mengikuti perasaan.
Katamu ini akan sebentar saja ?
Tak lebih lama dari tuhan pertemukan kita.
Tapi aku sudah bosan melahap rindu
Melayani bayang...
Bayang sunyi, Rindu bisu
Hujan menabur kesunyian malam ini
Jemari menari menderas pada getar kata
Kotori lembaran kertas nan putih
Tak kala lirih ia mengikuti perasaan.
Katamu ini akan sebentar saja ?
Tak lebih lama dari tuhan pertemukan kita.
Tapi aku sudah bosan melahap rindu
Melayani bayang...
Hilang
Puisi romansa, politik, dan rindu
Hilang menjadi abu
Berfikir bijak kala itu
Berfikir cemerlang layaknya elang
Kini hangus akan ketakutan virus menyerang
Fikiran kacaw balaw tak karuan
Senandung tinta ku tuliskan
Senang dan gembira kurasakan
Kala itu sebelum semua menjadikannya kalangan
Semua orang bisa memanfaatkan waktu luang
Sekarang!
...Tak seindah dulu
Sudah dua puluh tahun umurku
Aku tumbuh dari keluarga yang sederhana
Hidup apa adanya tanpa mengeluh
Kedamaian terasa begitu indah
Itu dulu, sebelum aku menginjak kuliah
Rasa pikiran bagai tak ada beban
Tapi kini hidup bagaikan terjerat
Yang membuat kita seakan lagi sekarat
Zaman...
Memori Hari Ini
Aku tetap disini
di plafon rumah Tuhan
menatap nama-Mu
menutup kisahku
dan menitip do’a
pada burung-burung greja
tentang memori hari ini
bahwa hujan tak lagi melanda tubuh Juni
bahwa retoreka kembang api
tak berani meraung di kening Januari
bahwa anjing-anjing...
Angkatan Corona Lagi
Halo angkatan corona
Apa kabarnya?
Hari ini hari terakhir kita berjumpa
Membawa kenangan suka dan duka
Tak terasa ya, kita melewati hari dengan bahagia
Walaupun menderita
Tapi ini semua adalah takdir -Nya
Seuntai puisi ini untuk kita
Ku tulis di secarik kertas polos tua
Ada...
Apa Kabar Ibu Pertiwi
Pertiwi yang kami sebut ibu bangsa
Sedari kami dalam kandungnya
Tak sedikit lara disangga
Pertiwi, ibu kami yang malang
Bersamanya halang rintang
Baginya bukanlah pengadang
Tetap kami tumbuh berkembang
Di tanah Ibu Pertiwi yang rindang
Pertiwi, ibu kami yang lelah
Meski...
Pasien Covid
Aku yang positif Corona
Kamu yang ‘anosmia’
Aku masih menaruh rasa kepadamu
Tapi kamu pula yang ‘hilang rasa’ kepadaku
Lalu siapa diantara kita
yang paling parah virusnya?
Aku atau kamu, Dik?
-Riau,2021
***
Terasa letih
Covid telah merampas kedekatan
Merentang jarak tanpa belas kasih
Antara wabah dan Rindu
Ini hanya sementara,
Kupikir begitu.
Namun ternyata,
Isyarat rindu berbeda.
1 hari bagaikan 1 pekan,
1 bulan bagaikan 1 tahun.
Sampai kapan wabah ini akan berakhir,
Hingga Memisahkan kita begitu lama.
Pemasukan Masyarakat menjadi sedikit,
Rindu menjadi lebih karena tak kunjung...
Tahun yang mencekam
Tahun ini menjadi amat mecekam..
Membuat kita hanya terdiam..
Telah banyak usaha yg telah di lakukan..
Namun sedikit hasil yang memuaskan…
Mulai dari banjir di ibu kota…
Sampai corona yang sampai ke indonesia..
Banyak hal yang menakutkan…
Tapi kita hanya bisa berdiam diri…
Lihatlah...
(TANGGA OKTA) PROLOG SEBUAH PAGEBLUK
Desisan angin tak lagi melipir dipinggiran beluntas
Melain celetukan kabar penahanan dua minggu melintas
‘Apa apaan ini, dasar ma’lakas’
Semua berpulang
Asap pabrik mulai jarang
Hanya duduk bersama di bangku dalam ruang
Buana mulai sumringah lepas
Mengayun bayu umbulkan kapas
Berdesis lirih merintangi atap...
Sehat Negeri Ku
Hampir 2 Tahun terasa pahit wabah ini menjelma
Mengorbankan banyak jiwa malang yang sakit atau bahkan Tiada
Memukul sendi2 Ekonomi Bernegara
Mengacaukan rencana atau bahkan membuatnya tinggal menjadi Nama
Dan pada akhirnya meninggalkan Luka yang pasti penyembuhanya lama
Banyak dari Jiwa tidak berdosa harus menjadi korban...
Bumi Yang Asing
Kau tidak punya alasan lain, selain berada di rumah.
Begini juga aku.
Mendengarkan musik masing-masing dan
menyalakan lilin pada petang.
Bangsa kita sudah sakit dari awal. Memakamkan koruptor dengan uang. Memenjarakan lansia tanp gigi.
Tapi, itu tidak menjadi alasan untuk pasrah, bukan ?
Kembali ke...
POLEMIK SI MAKHLUK KECIL (CORONA)
Jalan sepi,
Bak kota mati
Para manusia memendam rindu,
Yang kian membelenggu
Semua berawal dari makhluk kecil imut serupa debu,
Tanpa henti bersilaturahim dengan tangan-tangan manusia
Biar ku beri tahu,
Dia adalah Corona
Bukan artis,
Bukan selegram,
Tiba-tiba viral di layar...
corona
corona datang tanpa di pinta
berkelana dialam semesta
mengertak bumi yang sudah tua
merenggut nyawa manusia
corana congkak tak berbijak
merangkak bagai cicak
menyebar begitu singkat
mengancam bumi yang sehat
manusia bumi sedang diuji
sepantas apa dia dibumi
corana akan terurai...
Seandainya Ia Tahu
Seandainya ia tahu
kawannya membawa virus
tak mungkin ia berdansa malam itu
Seandainya ia tahu
sakitnya karena covid
tak mungkin ia berjibaku dengan jemu
Ibu yang menunggu sampai kelu
tak berbatas waktu
sampai hilang rindu
2020
Tindak kepahlawanan kini sedang berlangsung, tak cuma yang ada di puisi tentang pahlawan saja, namun saat ini pejuang-pejuang medis bertempur melawan virus.
Perlawanan tanpa henti hanya dengan #dirumahaja, physical distancing, social distancing. Menjaga jarak satu sama lain kini bukan lagi selalu tidak peduli dan antipati. Bentuk perjuangan salah satunya dengan mencurahkan renungan dalam puisi korona.
Mungkin tidak sehoror puisi horor, namun bisa melahirkan kata bijak kehidupan
Pandemi covid-19 tak hentinya memunculkan pertanyaan dikepala kita. Apa yg telah kita lakukan ? Mengapa ini semua terjadi ? Kapan ini berakhir ? Bagaimana ini akan berakhir ? Apapun misteri itu, jawabannya hanya empat, bahwa kita harus bertahan, kita pasti mampu, kita yakin pertolongan Tuhan, semua pasti berlalu.
Dalam situasi seperti ini mari kita sama-sama berdoa dan saling mendoakan. Semangat menyemangati, minimal dengan karya yang memotivasi, sebuah karya yang menginspirasi. [keyword]
Cukuplah kesedihan tersimpan dalam puisi sedih
Saatnya kita melawan dengan menuang keresahan melalui puisi covid19, mungkin dengan rumus terkenal ini tragedy + time = comedy. Walau mungkin tidak selucu beberapa karya di puisi lebay lucu, namun setidaknya ada yang membuat pembaca tersenyum.
Melalui situs ini juga kami ingin menyampaikan terima kasih yang tak terkira untuk para medis yang mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan ribuan nyawa.
Ini semua sebenarnya siklus kehidupan dimana sejarah itu ada kalanya berulang, dalam interval waktu yang bisa jadi mirip, dengan pola yang sama. Justeru momen ini bisa digunakan untuk mengambil hikmah dan kembali menuangkan menjadi sebuah karya puisi tentang kehidupan.