Puisi Eko Sulistyo W Berjudul Sehat Negeri Ku 4 Bait 23 Baris
Sehat Negeri Ku
Hampir 2 Tahun terasa pahit wabah ini menjelma
Mengorbankan banyak jiwa malang yang sakit atau bahkan Tiada
Memukul sendi2 Ekonomi Bernegara
Mengacaukan rencana atau bahkan membuatnya tinggal menjadi Nama
Dan pada akhirnya meninggalkan Luka yang pasti penyembuhanya lama
Banyak dari Jiwa tidak berdosa harus menjadi korban ganasnya sang Corona
Tak memandang sekali pun mereka Tua atau bahkan yang masih Muda
Berpangkat atau pun mereka yang Melarat
Pejabat ataupun mereka yang hanya Rakyat
Hingga tenaga kesehatan Dokter ataupun para Perawat
Ikut terpapar hingga membuatnya tak selamat
Negeri Ku Indonesia sedang Berduka
Entah kapan bisa ada jalan berakhirnya
Tapi Hati ini terus Memanjatkan Doa
Semoga Tuhan yang Kuasa memudahkan Iktiar Anak Bangsa
Agar bisa keluar dari Pandemi yang tak tau dimana ujungnya
Teruntuk Mereka yang berjuang di garis akhir Kehidupan
Teruntuk Mereka Berpeluh keringat Memakamkan yang tak Terselamatkan
Teruntuk Mereka pembawa Ambulance yang terkadang di perlakukan tidak mengenakkan
Teruntuk Mereka para Petugas yang ikut Berperan di Lapangan
Dan Teruntuk Mereka yang ikut berkorban harta membantu saudaranya yang dalam Kesulitan
Terimakasih Kami Haturkan
Semoga Tuhan yang Kuasa membalas dengan Kesehatan,Keselamatan dan Kebahagiaan....
Puisi “Sehat Negeri Ku” berhasil menyampaikan rasa duka dan harapan yang mendalam di tengah pandemi. Penggunaan bahasa yang lugas dan langsung membuat pesan emosionalnya terasa sangat kuat. Penulis dengan cerdas mengaitkan pengalaman kolektif masyarakat yang terdampak, menciptakan koneksi antara individu dan bangsa. Meski demikian, aspek keindahan bahasa masih dapat ditingkatkan, terutama dalam penggunaan ritme dan rima yang lebih variatif. Ide yang diangkat mengenai pengorbanan tenaga kesehatan dan solidaritas masyarakat sangat relevan dan menyentuh, menunjukkan keaslian yang patut diapresiasi. Namun, kedalaman makna bisa lebih dieksplorasi untuk memberikan lapisan lebih dalam pada tema yang diangkat. Elemen kejutan dalam puisi ini agak minim, sehingga pembaca mungkin tidak merasakan twist yang tak terduga. Secara keseluruhan, puisi ini adalah ungkapan yang tulus dan menyentuh hati, layak untuk direnungkan dan dijadikan pengingat akan perjuangan kita bersama.