Puisi Arian Rizal Fatoni Berjudul Gara Gara corona 6 Bait 15 Baris
A
Gara Gara corona
© Arian Rizal Fatoni
Sekolahku libur gara gara corona
Tetapi ini bukan liburan
Tugas tugas dikirimkan
Sementara aku bermalas malasan
Memang tugas itu tidak sepantas nya dikirimkan
Jika sekolah adalah rumah kedua
Tempat belajar adalah fungsinya
Seharusnya tak sepantasnya
Aku mendapatkan tugas
Karena lokasi sekarang adalah di istana
Yaitu dirumah pertama
Buat corona segeralah musnah
Aku ingin menjalani hidup seperti biasanya kembali kembali
Tak perlu mendapatkan tugas rumah
Karena itu sangat tidak menyenangkan
Puisi “Gara Gara Corona” mencerminkan pengalaman kolektif yang relevan dan mendalam di tengah pandemi. Penggambaran suasana hati seorang pelajar yang terjebak dalam rutinitas belajar di rumah sangat kuat dan mudah dipahami, meskipun ada nuansa keengganan terhadap tugas yang dihadapi. Penggunaan frasa sederhana namun langsung menciptakan resonansi emosional yang nyata, sehingga pembaca dapat merasakan frustrasi dan kerinduan akan kebebasan. Namun, meskipun bahasa yang digunakan cukup lugas, ia belum sepenuhnya memanfaatkan keindahan puitis yang dapat dihadirkan melalui metafora atau aliterasi. Ide yang diusung pun terbilang umum, tetapi tetap memiliki keaslian karena diambil dari pengalaman sehari-hari yang banyak dialami orang. Makna yang terkandung di dalamnya cukup mendalam, menggambarkan harapan dan kerinduan untuk kembali ke masa normal. Namun, elemen kejutan terasa kurang, karena alur dan tema yang diangkat sudah cukup familiar. Keseluruhan puisi ini adalah cerminan yang jujur dari perasaan banyak orang, dan dengan sedikit sentuhan pada keindahan bahasa, bisa menjadi karya yang lebih memikat.