Puisi Iqbal Muhammad Arriz Berjudul (TANGGA OKTA) PROLOG SEBUAH PAGEBLUK 5 Bait 12 Baris
I
(TANGGA OKTA) PROLOG SEBUAH PAGEBLUK
© Iqbal Muhammad Arriz
Desisan angin tak lagi melipir dipinggiran beluntas
Melain celetukan kabar penahanan dua minggu melintas
'Apa apaan ini, dasar ma'lakas'
Semua berpulang
Asap pabrik mulai jarang
Hanya duduk bersama di bangku dalam ruang
Buana mulai sumringah lepas
Mengayun bayu umbulkan kapas
Berdesis lirih merintangi atap rerumah....
' impas '
Blitar, 24 Desember 2020
ma'lakas (ynn) : bajingan
Puisi ini menawarkan nuansa yang mendalam mengenai kondisi sosial dan lingkungan yang terpengaruh oleh situasi terkini. Melalui penggunaan bahasa yang puitis, penulis berhasil menyampaikan ketidakpastian dan keresahan yang melanda masyarakat, khususnya di tengah masa sulit. Istilah ‘ma’lakas’ yang digunakan sebagai ungkapan kemarahan sekaligus sindiran, memberikan warna tersendiri dalam karya ini. Gaya penulisan yang berputar di antara deskripsi visual dan refleksi emosional menciptakan ikatan yang kuat dengan pembaca. Namun, meskipun puisi ini kaya akan citra dan nuansa, ada beberapa bagian yang terasa kurang terstruktur, sehingga mengurangi dampak keseluruhan dari makna yang ingin disampaikan. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan refleksi yang kuat tentang keadaan yang dihadapi banyak orang, meski masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal kejelasan dan kesinambungan tema.