Puisi Fiqryghifary Berjudul Pamit 6 Bait 11 Baris
Pamit
Hey kemarilah sebentar aku ingin bermain denganmu berlarian memutari edelweis basah dipagi ini.
Temani aku setidaknya sebelum kabut itu datang dan menenggelamkanku lagi.
Aku ingin menghilang dengan atau tanpa dirimu,
Diantara dingin dan nyanyian bisu tempat ini.
Aku ingin berjalan menyusuri keabadian yang sunyi
Membawa kotak kecil penuh emosi yang tidak seorangpun tahu isi didalamnya kecuali diriku.
Dan seiring langkahku yang perlahan hilang tertiup angin,
Pamitku melebur di awan pembawa hujan dan menggema di jurang kasihmu.
Jiwaku padamu tetap ada ditempatnya, tidak akan pergi meskipun tuannya menghilang..
Bila nanti sinar mentari membangunkanmu dan kabut pun seolah pergi menyamarkan diriku, tetaplah disana.
Hingga aku digantikan dengan bunga yang baru dan dengan aroma pembawa rindu kesukaanmu
Puisi ‘Pamit’ berhasil menyampaikan nuansa kerinduan dan perpisahan dengan sangat mendalam. Penggunaan citra alam seperti ‘edelweis basah’ dan ‘kabut’ menciptakan suasana yang sekaligus indah dan melankolis, mencerminkan perasaan yang kompleks. Penulis dengan cerdik mengaitkan elemen waktu dan keabadian, menggambarkan pergulatan batin yang dialami saat harus melepaskan seseorang yang dicintai. Ada juga keindahan dalam penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Meski demikian, ada beberapa bagian yang terasa agak berulang dan dapat dipadatkan untuk meningkatkan kekuatan pesan. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini cukup memadai, terutama pada akhir yang memberikan harapan meski dengan nuansa kesedihan. Secara keseluruhan, puisi ini menunjukkan potensi yang baik dalam menggugah emosi pembaca dan menyentuh tema universal tentang cinta dan perpisahan.