Puisi Nurhasesi Berjudul Senja 16 Bait 16 Baris
N
Senja
© Nurhasesi
Begitu ku nikmati hari ini
Meskipun lelah teredam dalam diri
Setelah memetik bulir-bulir padi
Dan menikmati satu dua teguk kopi
Kutapaki jejak yang jarang
Ku saksikan ilalang bergoyang
Leluasa mata memandang
Keaslian desa yang masih terjaga
Sikap warga yang terbuka
Keramah - tamahan masih membudaya
Tetamu pun disambut bak seorang raja
Kulihat cakrawala yang menjuntai
Bersama dengan jingganya langit hari ini
Sinar mentari mulai meredupi
Bak ditelan bumi
Menyambut malam nan sunyi
Puisi “Senja” mengajak pembaca untuk merasakan keindahan momen sederhana yang penuh makna. Penggambaran tentang suasana desa yang damai dan keramahtamahan warganya memberikan nuansa hangat yang menenangkan. Penggunaan metafora, seperti ‘sinar mentari mulai meredupi’, dengan indah melukiskan transisi antara siang dan malam, menggugah perasaan nostalgia dan ketenangan. Namun, meskipun puisi ini menyentuh, terdapat beberapa bagian yang terkesan klise, sehingga mengurangi kekuatan emosinya. Keaslian ide mengenai kehidupan desa yang harmonis sangat relevan dan menawarkan perspektif positif di tengah kesibukan modern. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyampaikan pesan yang dalam tentang keindahan kehidupan sederhana, meski ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam hal kejutan dan inovasi bentuk. Saya menghargai usaha penulis dalam merangkum pengalaman yang universal ini melalui kata-kata yang sederhana namun bermakna. Dengan demikian, puisi ini layak mendapatkan pengakuan atas keindahannya yang menyejukkan hati.