Puisi Puspa Agustin Berjudul Satu Frekuensi 4 Bait 16 Baris

Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
3
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
3.6
1 Voters
Puisi 4 Bait 16 Baris Tentang SahabatDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
P

Satu Frekuensi

© Puspa Agustin

Dengan mata tlnjng
Menerobos gelap yang hitam pekat
Aku meraba
Adakah cahaya di dalamnya?

Ada titik kutemukan
Sedikit redup namun menerangi
Remang-remang
Aku menerawang

Menginjakkan kaki pada dimensinya
Bersimpuh takzim
Ada luka kubaca dari bola matanya
Menetes air mata dengan senyum paksa

Aku mengepal jari jemarinya
Menggandeng ke arah pintu keluar
Sebab ternyata kita tak jauh beda
Aku juga berdarah


One comment

  1. Keaslian Ide
    3
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    3.6/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Satu Frekuensi” menyajikan pengalaman yang kaya dalam menggambarkan perjalanan dari kegelapan menuju cahaya. Penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat menciptakan ikatan emosional yang mendalam. Penyair mampu menangkap nuansa kerentanan dan harapan dalam satu tarikan napas, menjadikan pembaca seolah turut merasakan perjalanan tersebut. Elemen visual seperti ‘mata’ dan ‘air mata’ memberikan gambaran yang jelas akan kesedihan dan harapan, sementara frasa ‘kita tak jauh beda’ mengajak pembaca untuk merenungkan kesamaan dalam penderitaan. Namun, meski ide dasarnya tidak sepenuhnya baru, cara penyampaian yang penuh perasaan memberikan nuansa keaslian tersendiri. Terdapat sedikit elemen kejutan pada akhir puisi, yang mana menyiratkan bahwa meskipun ada kesedihan, ada juga keinginan untuk saling mendukung. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *