Puisi Julia Berjudul Derita dari sebuah janji 3 Bait 11 Baris
J
Derita dari sebuah janji
© Julia
Janji yang kau ucapkan
Telah hilang di makan waktu
Janjimu telah hilang menjadi debu
Rasa ini tak lagi sama
Air mata kebahagiaan berubah menjadi derita
Tak kala mata ini terpejam
Kenangan yang telah lalu kembali mengusik jiwa,
Bahagia namun sakit
Ingin ku lupakan dirimu
Menghapus semua tentangmu.
Tetapi mengapa kegagalan selalu menemuiku
Puisi “Derita dari sebuah janji” menyuguhkan sebuah perjalanan emosional yang mendalam mengenai kehilangan dan harapan yang sirna. Penggunaan kata-kata sederhana namun kuat, seperti ‘janji’, ‘debu’, dan ‘air mata’, berhasil menggugah perasaan pembaca dan menciptakan suasana melankolis yang kental. Kontras antara kebahagiaan dan derita menjadi inti dari puisi ini, di mana penulis berhasil menunjukkan kompleksitas emosi manusia dengan jelas. Meskipun ide tentang kehilangan cinta bukanlah hal yang baru, penyampaian yang lugas dan jujur memberikan nuansa keaslian tersendiri. Namun, di tengah keindahan tersebut, ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam mengenai bagaimana janji yang hilang berdampak pada perjalanan hidup penulis. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati dan menggugah pikiran, meskipun elemen kejutan masih dapat ditingkatkan untuk memberikan dampak yang lebih mendalam.