Puisi Okta Ajah Berjudul Temui Aku, Walau Sebatas Mimpi 5 Bait 22 Baris
o
Temui Aku, Walau Sebatas Mimpi
© okta ajah
Dingin malam menghampiri
Menyusup mengintervensi
Batas ruang elegi
Memaksa otak dan hati
Untuk tidak bersinergi
Ya, otak ingin berjalan sesuai realiti
Namun hati
Sedikitpun tak mau berkompromi
Hati ini berpegang teguh pada janji
Walau apa yang terjadi
Walau logika tak lagi terselami
Walau hanya sebatas imaji
Walau hanya sebatas harap tak bertepi
Aku tak mampu tuk pungkiri
Hati ini terasa begitu perih
Terbalut serpihan-serpihan nostalgi
Yang meninggalkan goretan luka menembus dimensi
Lelaki..
Jika kamu masih punya nurani
Temui aku, temui
Walau sebatas mimpi
Kan ku ceritakan, betapa perih luka hati ini
Puisi ‘Temui Aku, Walau Sebatas Mimpi’ mengandung kekuatan emosi yang mendalam, menciptakan sebuah rasa sakit yang jelas dan dapat dirasakan oleh pembaca. Penggunaan metafora yang kuat, seperti ‘serpihan-serpihan nostalgi’ dan ‘goretan luka menembus dimensi’, membawa kita pada perjalanan batin yang penuh kegetiran. Keindahan bahasa dalam puisi ini terletak pada ritme dan aliterasi yang menyatu dengan tema kesedihan dan kerinduan. Namun, meskipun ide tentang cinta yang terhalang oleh logika bukanlah hal yang baru, penyampaian penulis tetap terasa segar dan otentik. Kedalaman makna puisi ini cukup menggugah, terutama saat menggambarkan konflik antara hati dan pikiran, meskipun pembaca mungkin berharap untuk menemukan lebih banyak lapisan dalam tema yang diangkat. Elemen kejutan di bagian akhir menambah daya tarik, meski tidak terlalu mengejutkan. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati dan menghadirkan pengalaman emosional yang kuat.