Puisi Septiana Dwi Utami Berjudul Jejak Kasih di Langit Rindu 4 Bait 15 Baris
S
Jejak Kasih di Langit Rindu
© Septiana Dwi Utami
Di keheningan malam, kumerindukan senyumnya
Senyum manis dengan tatapan teduh yang senantiasa ia suguhkan
Namun kini sosoknya begitu jauh dari dalam pandangan
Ia pergi, dengan meninggalkan cinta yang tak pernah pudar
Tiga tahun berlalu, aku tak lagi mendengar gelak tawanya
Kini hanya gema yang samar, membisikkan kenangan lama
Saat kau disampingku, menuntunku dengan penuh kelembutan
Hangat senyummu senantiasa membekas, kini hanya rindu yang tersisa
Meski ragamu telah jauh meninggalkanku, namun bagiku engkau tetap ada
Dalam lantunan doa yang selalu kuselipkan dalam setiap langkah
Ayah, meski jarak memisahkan kita selamanya
Cintamu kan tetap abadi, takkan lekang oleh masa
Dalam puisi ‘Jejak Kasih di Langit Rindu’ ini, penulis berhasil menyampaikan kekuatan emosi yang mengharukan melalui ungkapan rindu dan kenangan yang dalam. Bahasa yang digunakan memperkuat kesan sentimental dan melankolis, menciptakan gambaran yang indah di benak pembaca. Meskipun tema cinta dan kehilangan sudah umum, penulis tetap berhasil memberikan sentuhan keaslian dengan cara penyampaian yang penuh kelembutan. Puisi ini menggambarkan kedalaman makna tentang cinta yang abadi meskipun terpisah oleh jarak fisik. Namun, elemen kejutan dalam karya ini mungkin sedikit kurang, karena alur cerita yang terbilang dapat ditebak. Secara keseluruhan, ‘Jejak Kasih di Langit Rindu’ adalah sebuah karya yang memukau dengan penggunaan bahasa yang indah dan emosi yang kuat.