Puisi J.099"X Berjudul Biarlah 5 Bait 14 Baris
J
Biarlah
ยฉ J.099"X
Lembut sapamu menjama
Nohkta nuranimu menyentuh
Laksana sutera mengelus lena
Hingga buai hanyut di jiwa yang renyuh
Kini nohkta nurani memburam
Tercemar asa duga yg mencekam
Untai lisan tiada berdaya
Mengurai soal pun tercela
Sutera lembutpun kini berlalu
Sirna serta cerita dahulu
Jiwa renyuh di hati yang pilu
Termakan asa jalan yang keliru
Biarlah....๐๐๐๐
099x
Puisi “Biarlah” berhasil menyentuh nuansa emosional yang dalam melalui penggunaan bahasa yang puitis dan imajinatif. Pilihan kata seperti ‘lembut sapamu’ dan ‘sutera mengelus lena’ menciptakan gambaran yang indah sekaligus menyentuh hati. Namun, ada beberapa bagian yang terasa agak repetitif, sehingga mengurangi dampak emosional yang ingin disampaikan. Dari segi keaslian ide, puisi ini menyajikan tema yang cukup universal tentang kehilangan dan penerimaan, meski tidak sepenuhnya baru. Kedalaman makna sangat terasa, terutama saat menggambarkan perasaan yang kompleks, namun elemen kejutan dalam puisi ini mungkin bisa ditingkatkan dengan penambahan twist naratif yang lebih mencolok. Secara keseluruhan, “Biarlah” adalah karya yang menggugah, dengan potensi untuk lebih mendalam lagi. Saya berharap penulis dapat lebih mengeksplorasi keindahan bahasa dan elemen kejutan dalam karya-karya selanjutnya.