Puisi Gadis Tanah Ganja Berjudul TERGANTUNG DIRI 8 Bait 19 Baris
G
TERGANTUNG DIRI
© Gadis Tanah Ganja
Sesungguh bernawaitu
Kepada separuhnya inginku tersinggahi
Menjadi bagi dalam bagian bagian dari keutuhan nan sejati
Agar teringkarinya segala pelik yang membersamai palung sepi
Namun,
Memutik lagi sehelai kelopak sendu kisah lalu
Menubuhkan sekelumit risau di wajah malamku
Pun desau angin menyandiwara di syahdunya gelimang rasa
Padahal tetubuh ini belum sepenuhnya terbenahi sempurna
Katakan,
Bagaimana harus kusembunyikan getir perih?
Saat hati masih belum mampu menjadikanmu bukan apa apa
Di batas jemu ini, dengarlah kecap lirihku
Aku benar benar letih pada runtunan luka lara
Sehingga,
Serpihan ini terus kujamu sedalamnya lubuk hati
Setidaknya ....
Sampai badani merelakan hayati; pergi
Bireuen, 23 Desember 2020
Puisi “TERGANTUNG DIRI” menyajikan perjalanan emosional yang mendalam, menggambarkan kerinduan dan ketidakpastian dalam hubungan. Penggunaan bahasa yang puitis dan simbolik menciptakan suasana yang intens, di mana penulis berhasil menangkap nuansa kesedihan dan harapan yang saling berkelindan. Frasa seperti ‘kelopak sendu’ dan ‘runtunan luka lara’ sangat efektif dalam menyampaikan rasa sakit yang dirasakan. Namun, meskipun keindahan bahasa cukup mengesankan, ada beberapa bagian yang terasa agak bertele-tele dan bisa disederhanakan untuk meningkatkan daya tarik pembaca. Dari segi keaslian ide, puisi ini menunjukkan pendekatan yang cukup unik dengan menggambarkan kerentanan jiwa di tengah kesedihan. Kedalaman makna terasa kuat, menggugah pemikiran tentang cinta dan kehilangan. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini sedikit kurang terasa, karena alur emosinya dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyentuh hati dan layak diapresiasi.