Puisi Iqbal Muhammad Iqbal Berjudul (TANGGA OKTA) KAPRIKONUS 3 Bait 11 Baris
I
(TANGGA OKTA) KAPRIKONUS
© Iqbal Muhammad Iqbal
Terlalu jauh jarak pandangmu akan mata hati
Di banding luas jagat Bima Sakti
Aku masih tersakiti
Menatap sedih dari jendela abu persegi
Menahan diri langkahkan kaki
Memilih menetap dikamar tengah pandemi
Kaprikonus
Yang seharusnya tak harus
Menyicip apa itu sebuah kama
Hingga berakhir senandung tak jelas, trilili tralala
Blitar, 25 Desember 2020
Puisi “(TANGGA OKTA) KAPRIKONUS” menampilkan ketidakpastian dan kesedihan yang kuat, terwujud melalui pemilihan kata yang sederhana namun menyentuh. Penggunaan metafora seperti ‘jendela abu persegi’ menciptakan gambaran visual yang menarik, menggambarkan keterasingan dalam situasi yang penuh kesedihan. Dalam konteks pandemi, puisi ini berhasil menangkap esensi pengalaman banyak orang yang terjebak dalam rutinitas dan kehilangan, sehingga emosi yang dihadirkan terasa sangat relevan. Namun, meskipun puisi ini indah, ada bagian yang terasa kurang terstruktur, mereduksi kekuatan pesan yang ingin disampaikan. Meskipun demikian, keaslian ide yang diusung memberikan nuansa baru dalam tema yang sudah umum, dan elemen kejutan hadir dalam pemilihan frasa yang tidak terduga. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah refleksi mendalam yang mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi jiwa di tengah kesulitan hidup.