Puisi syahrul hidayat Berjudul kau kebahagiaanku 17 Bait 17 Baris
kau kebahagiaanku
Aku tidak bisa marah, karena bagiku kau adalah anugerah terindah
yang mendekap barisan hariku penuh bahagia tumpah ruah.
Sepotong senyum yang kau titipkan pada arakan senja
menghapus kesalku jadi tawa merekah
dan rinduku riba-tiba dipenuhi keindahan yang berlimpah
Inikah sebuah pertanda?
Pertama kali tatapku yang bergulir nyata pada beningnya matamu
telah memasung bahagiaku tanpa
ampun Tak peduli seberapa lemah getar itu menyisir kalam batinku
Aku hanya tahu, ada rindu yang kujaga untukmu
Mengenalmu adalah anugerah.
Menyakitimu serupa larangan
Pertemuan menjadi kebahagiaan
Kamu itu majas, terlihat rumit dan lain. Tapi penuh keindahan
Kamu sangat populer di kepalaku.
Bahkan saat aku tidur, kepalaku tetap disibukkan olehmu
Karena kamu selalu singgah dalam mimpiku
Puisi “kau kebahagiaanku” berhasil menyampaikan perasaan cinta dan rindu dengan cara yang menyentuh. Penyair mengungkapkan emosinya dengan sangat tulus, menciptakan suasana yang hangat dan intim. Penggunaan metafora seperti “sepotong senyum” dan “arakan senja” menambah keindahan visual yang menghidupkan setiap bait. Meski ada beberapa ungkapan yang terdengar klise, seperti ‘kebahagiaan’ dan ‘rindu’, penyair mampu memberi nuansa baru melalui penyampaian yang jujur. Namun, kedalaman makna puisi ini terasa agak terbatas, tidak banyak lapisan yang bisa dieksplorasi. Meskipun demikian, ada momen kejutan saat penyair menyatakan bahwa ‘menyakitimu serupa larangan’, yang memberikan perspektif berbeda tentang cinta yang kadang menyakitkan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah ungkapan yang manis dan sederhana dari perasaan cinta yang tulus, namun bisa diperdalam lebih jauh untuk menggali kompleksitas emosi manusia.