Puisi Galang Suhastra Berjudul DI HALAMAN MUSHOLA 4 Bait 10 Baris
G
DI HALAMAN MUSHOLA
© Galang Suhastra
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Bulan sipit mengernyit.
Anak-anak TPA mengayuh angin, mengejar Alif ba ta.
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Bulan jelalatan, matanya mengerling nakal.
Anak-anak TPA berlari riang, sebentar lagi petang datang.
Ada mega merah dadu di halaman mushola.
Adzan berkumandang.
Tepat saat setan duduk di sampingku, padahal aku usai berwudhu.
Gembongan, 2020
Puisi “DI HALAMAN MUSHOLA” menyuguhkan suasana yang kaya akan nuansa spiritual dan keceriaan anak-anak. Penggunaan imageri seperti “mega merah dadu” dan “bulan sipit” menciptakan gambaran visual yang kuat dan menarik. Pemilihan kata yang sederhana namun puitis memberikan keindahan tersendiri, membuat pembaca merasakan kedamaian serta keceriaan saat menghabiskan waktu di mushola. Meski terdapat keceriaan, ada juga nuansa ketegangan yang muncul dengan kehadiran “setan” setelah berwudhu, menambah dimensi emosional dalam puisi ini. Ini menunjukkan pertarungan antara kebaikan dan keburukan, yang sering kali menjadi tema dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pengulangan frasa “Ada mega merah dadu di halaman mushola” memberikan ritme yang harmonis, seolah mengajak pembaca untuk merenungkan kembali makna dari setiap elemen yang ada. Namun, meskipun penyampaian ide cukup segar, ada ruang untuk menggali lebih dalam lagi mengenai konflik batin yang dihadapi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi dan menggugah imajinasi, dengan elemen kejutan yang cukup baik, meskipun tidak terlalu mencolok.