Puisi Iqbal Muhammad Arriz Berjudul (TANGGA OKTA) SEIN EEN LIEFDE 2 Bait 11 Baris
I
(TANGGA OKTA) SEIN EEN LIEFDE
© Iqbal Muhammad Arriz
Senyap malam meraba
Tak ada suara lokomotif di luar sana
Hanya nuansa terang gelap di mata
Tapi denting hati serasa diraba
Pada sebaris notif dari dunia maya
'Ahh, perasaan ku saja'
...
'Ping'
...
Aku tak bisa ber paling
Blitar, 24 Desember 2020
Puisi “(TANGGA OKTA) SEIN EEN LIEFDE” menunjukkan keahlian penulis dalam menangkap keheningan malam yang sarat dengan perasaan. Pemilihan kata seperti ‘meraba’, ‘nuansa terang gelap’, dan ‘denting hati’ menciptakan suasana yang intim dan emosional. Penulis berhasil menggabungkan elemen modern, yaitu notifikasi dari dunia maya, dengan refleksi mendalam tentang perasaan yang mungkin dialami banyak orang. Keberanian untuk mengeksplorasi tema cinta dalam konteks yang kontemporer sangat mengesankan. Namun, meskipun ada keindahan dalam ungkapan tersebut, saya merasa bahwa kedalaman makna masih bisa ditingkatkan dengan penjelasan lebih lanjut tentang konflik atau harapan yang lebih jelas. Secara keseluruhan, puisi ini cukup menarik dan memberikan nuansa yang relevan dengan kondisi saat ini.