Puisi Wulan Novitasari Berjudul Abadi Dalam Aksara 4 Bait 18 Baris
Abadi Dalam Aksara
Aku hanya ingin mencintaimu lewat kata
Dengan sesekali menulis tentangmu bahkan berkali-kali
Tak perlu bersuara layaknya debur ombak kepada pasirnya
Puisi ini akan selalu berdetak untukmu
Biarkan aku mencintaimu dengan sederhana
Sebagaimana kamu mengambil separuh kewarasan berlogika
Kala senyumanmu menyela pikiran penulis tanpa jeda
Hingga kata lagi mampu mendeskripsikan tentang indahmu
Jika suatu saat kamu menemukan tulisan ini
Mungkin tak menyadari jika prosa ini dialamatkan kepadamu
Aku hanya ingin kamu membacanya
Bukan mengetahui bahwasanya aku pernah mencintaimu
Agar kamu tak perlu bingung sebab tak bisa membalasnya dengan rasa yang sama
Biarkan kertas kosong dan tinta terus menertawakan
Seorang pujangga yang teramat pengecut atas rasanya
Yang tanpa tahu diri menaruh damba akan sosokmu
Sekali lagi aku menjelma puisi saat sunyi
Terus mendekap erat paragrafnya yang berantakan
Puisi ‘Abadi Dalam Aksara’ ini memukau dengan kekuatan emosi yang tersirat dalam setiap barisnya. Penyair berhasil mengekspresikan perasaan cinta dengan keindahan bahasa yang memikat, menciptakan suasana yang intim dan mendalam. Meskipun tema cinta telah sering digarap, keaslian ide dalam puisi ini tetap terasa segar dan orisinal. Kedalaman makna terpancar melalui penggambaran yang penuh warna dan detail, mengajak pembaca merenung tentang kompleksitas cinta dan kehendak yang tak terucapkan. Meskipun demikian, terdapat sedikit kekurangan pada elemen kejutan, di mana prediktabilitas tertentu dalam alur cerita dapat dirasakan. Secara keseluruhan, ‘Abadi Dalam Aksara’ adalah sebuah karya yang menggugah emosi, memikat dengan bahasa indah, dan menghadirkan sudut pandang baru tentang cinta yang abadi.