Puisi Fiqryghifary Berjudul Sampan usang 6 Bait 12 Baris
F
Sampan usang
© Fiqryghifary
Telah ku cabut jangkar luka yang sudah terlalu lama membusuk
Bersiap meninggalkan rumah yang tidak lagi senyaman dahulu
Kubentangkan layar-layar harapan lalu di tiup pasrah oleh angin timur
Memaksa untuk kembali menuju samudera
Riuh rendah ombak menari-nari
Sampan usang terombang-ambing
Sempat ku berlindung di balik karang
Di hempas badai dari utara
Kembali ku dayung sisa mimpi yang berserakan terbawa ombak
Terdampar di pulau mati di rangkulan sunyi
Nyaring ku berteriak "lalu dimana aku sekarang?.."
Tanya ku dari sesuatu yang terlahir dari rasamu..
Puisi “Sampan Usang” berhasil menangkap perjalanan emosional yang mendalam melalui gambaran metaforis yang kuat. Penggunaan kata-kata seperti ‘jangkar luka’ dan ‘sampan usang’ menciptakan nuansa kerinduan dan kehilangan yang sangat terasa. Dengan bahasa yang puitis, penyair menyampaikan rasa pasrah dan harapan yang saling berkelindan dalam perjalanan hidup yang tidak selalu mulus. Dalam hal keaslian ide, puisi ini menawarkan perspektif yang menarik tentang pencarian identitas dan tempat dalam kehidupan. Namun, meskipun ada momen-momen yang mengejutkan, elemen kejutan dalam puisi ini masih bisa diperkuat untuk memberikan dampak yang lebih mendalam. Secara keseluruhan, ini adalah karya yang menggugah hati dan mampu menggambarkan kerumitan emosi manusia dengan elegan.