Puisi Fiqryghifary Berjudul Cinta itu sunyi 6 Bait 7 Baris
F
Cinta itu sunyi
© Fiqryghifary
Pagi ini, ketika matahari mulai meninggi dan lembah dingin mulai menjadi ramah aku kembali.
Turunlah duduk disampingku jangan kau sungkan, aku kini bukan musuhmu lagi.
Ini sudah ku siapkan secangkir hangat rindu yang bisa kita nikmati berdua.
Sembari ku benahi rambut cantikmu yang di goda oleh angin.
Jangan menunduk, aku bosan hanya melihat pipimu yang basah daritadi.
Mengadahlah jangan malu karena tidak terlihat cantik, Menurutku kamu lebih manis dari warna pastel pagi ini.
Tak perlu kau bersuara kencang. diam, lihat dan rasakan. Aku hanya ingin seperti ini, Mencintaimu dengan segala kesunyianku
Puisi “Cinta itu sunyi” menyuguhkan nuansa yang intim dan menyentuh tentang cinta yang berbisik dalam kesunyian. Penulis dengan cekatan menciptakan suasana yang tenang dan hangat, menggambarkan momen berbagi antara dua jiwa dalam kehangatan secangkir rindu. Ekspresi cinta yang halus dan penuh perasaan ini berhasil menyentuh hati pembaca. Penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, seperti “pipi basah” dan “warna pastel pagi”, memberikan keindahan visual yang kuat dan membuat perasaan cinta ini semakin nyata. Namun, meski puisi ini menonjolkan keindahan dalam kesederhanaannya, ada sedikit kekurangan dalam elemen kejutan, di mana pembaca mungkin sudah dapat menebak arah emosi yang ditunjukkan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menyentuh dan layak untuk direnungkan lebih dalam, menggugah rasa dan imajinasi pembaca tentang cinta dalam kesunyian.