PAGI YANG INDAH
…
Puisi 12 Baris bergambar di atas berjudul PAGI YANG INDAH karya Deansi
di kelam yang mengikat pekat
ada pinta yang kian penat
tarikan napas sesak
ingat segala hal yang tlah rusak
senyumnya lenyap
tergantikan sendu sembab
lubang di dada kian melebar
sakit mengikisnya besar besar
jiwanya hilang
pandangnya kosong
tak lagi ia jeritkan tolong
Dua belas malam berdetak risau
Suara jangkrik dan lolongan anjing menghiasi malam
Kepala tanpa badan bersuka ria
Diujung jalan setapak langkah menggebu
Malam Jumat kliwon mengeluarkan auranya
Membekukan darah si penyintas malam
Menjentikkan jari menunjuk sang mangsa
Penanda engkau si penguasa malam
Muka beringas...
Siapakah mereka?
Mereka hanya insan biasa
Tak cantik, tak pula kaya
Namun mereka sangatlah langka
Nan jauh di cakrawala
Sang surya tersenyum melihat kita
Menari melingkari cahaya langka
Cahaya Bahagia
Canda, tawa, suka
Sedih, sendu, pilu
Kita lewati bersama
Sampai habis...
Di kala senja merona
Di sanalah aku bayangkan seri wajahmu
Ku tatap dengan penuh makna
Ku rasakan angin atas namamu
Kau datang membawa senyum di wajahmu
Kau pergi meninggalkan rindu yang abadi
Kini rasa itu semakin menjadi
Kini fikiranku pun selalu tentang dirimu
Aku...
Pada malam sebelumnya
Dia datang berlumuran duka
Membawakan puisi dalam keadaan terluka
Menangis sejadi-jadinya
Doa-doa terpatahkan
Sebelum menuju Amin,dialah pata hati paling pata
Pada malam berikutnya
Dia datang lagi
Mengajak aku, ketempat yang belum aku kunjungi
Katanya, perjalanan ini harus dilakukan...
Malam ini padikaku untuk Tuhan
Aku ingin bercerita tentang benduan
Sambil memikirkan ketidak mungkinan
Sesuatu yg seharusnya sudah diperkirakan
Mungkinkah ada kanigara untuk kami berdua?
Kami memiliki dama dan sudah seharusnya bersama
Kami sudah menjalani semua dgn derana
Apa untungnya kamu menjalani asmaraloka?...
Bagimu puisi ini kutulis,
Muara dari rasa yang tak pernah terkikis,
Selalu beruntai dalam rajut asmara,
Rangkulan senja dan malam yang berirama.
Begitu baiknya sang khalik padaku,
Mengirimkanmu pada sisi lusuhku,
Membangkitkan kembali asa yang telah merana,
Dengan cantiknya wajah dan indahnya cinta....
dari awal aku ada
membawa segenggam padma bagimu
duhai dinda yang kelopaknya
memancarkan ingin setiap insan
memetiknya tapi kau tak pernah
rela memberikannya pada goda
yang kau seringkali sebut mereka luka.
maka belajarlah dari para sang pecinta
bagaimana caranya rindu yang ada
asap hitam membumbung tinggi,,
menembus awan,,
melawan senja,,
telah merenggut biru,,
tiada lagi burung gereja berkicau,,
dan tiada lagi minggu pagi yang cerah,,
gemanya teredam,,
berganti kegersangan,,
mungkin aku mulai gila,,
dengan apa-apa yang ada,,
mungkin kamu akan pergi setelah ini,,
...
Aku berjalan seperti biasa,,
Seperti hari sebelumnya,,,
Menjalani apa yang sudah-sudah,,
Menjalani dengan yang sudah-sudah,,
Hingga suatu senja ,,, seorang gadis hadir,,
Dalam hidupku,,parasnya ,,, menggodaku,,,
Namun aku tak sanggup menyentuhnya,,
Sungguh,,kau mewarnai hidupku,,
Hingga semuanya menjadi elok,,
Seperti wajahmu yang...
Bagaimana ku bisa melihat dunia
Saat mataku hanya tertuju padamu
Bagaimana dapat ku mengenal dunia
Saat ku hanya menunggu suratan tanganmu
Bagiku dunia selalu berbisik
Entah di tepi pantai, tengah hutan, langit
Selalu berbisik, hanya bagaimana
Bagaimana bisa ku dengar
Jika aku hanya...
Tak perlu kau lawan
Rindu itu tak dapat kau tahan
Aku tahu awan bersekongkol dengan hujan
Menghadirkan serpihan kenangan
Entah pahit atau manis
Itu urusanmu
Yang aku tahu
Kau sedang dilanda rindu
Iya… aku pun begitu
Menikmati pilu yang dihadirkan waktu
Sembari...
Kau menyapa pertama kali di batas horizon
Tapi kau paksa aku telan pahit di tempat yang sama
Saat tak lagi kau titipkan saxophone tukku
Menjadikan telinga ini kosong dan kopong
Muram dan suram
Mengusut pikiran ini
Tak tahu harus apa
Karena Tak bisa...
siang ,
sering mengingatkan aku kepada matahari
Manakala malam,
sering mengingatkan aku kepada bulan,
keduanya saling melengkapi siang dan malam,
matahari tidak pernah lelah,
menbiaskan cahayanya di kala siang,
manakala,
Bulan tidak pernah lupa,
menerangi malam malam ku,
percaturan...
Kau sadar, tiada jarak antara kita
hanya saja tak ada kata-kata yang merayap
diantara sela lenguh nafas kita yang bercumbu
membaur dan memekati udara
yang menyelubungi keinginan kita yang sungguh.
“Aku tak percaya mulut penyair,” katamu
sementara aku tak pernah benar-bernar
memahami cinta selain...
Resah tak beraturan seluruh perasaan,
hilang logika berfikir untuk menyikapi
Melawan setiap ribuan sudut pandang, berpegang hanya pada kacamata sendiri
Ribuan pedang terhunus kepadaku dan ribuan kali aku mencabutnya
Tidak ada rasa sakit hanya jiwa yang memanggil untuk bangkit.
Bergerak melawan waktu, mencari makna akan arti hidup
Berlari diantara...
aku tidak tahu pasti
kapan cinta itu hadir,
seperti setiap orang yang bertanya;
kapan detik pertama kehidupan dimulai?
aku hanya tahu satu hal yang pasti
bahwa aku semestinya mampu
membangun bahtera dan mempercayakan
satu dayung padamu,
dan akan kita laju
tiap detik...
(Terimakasih Bunda)
Saya sangat senang dan gembira
Karena entah mengapa
Walau banyak sekali wanita diluar sana
Tapi hanya kau yang tulus cinta pada saya
Sungguh saya sangat cinta
Tolong jangan pernah pergi dari dunia
Karena jika kau pergi rasanya akan seperti neraka
Terimakasih Tuhan yang...
aku tak takut untuk kecewa,
terus mencuba berkali-kali,
cinta akan ku berikan seluruh jiwa,
sahabat kan ku jaga hingga ke akhirnya,
aku masih punyai kudrat untuk teruskannya,
terus mara kehadapan,
bila tak mampu kan ku nangis,
lap air mata dan teruskan berjalan pada...
Akan tiba suatu hari yang dinantikan;
Ketika petikan dawai tak lagi menawan;
Dan kita bertatapan dalam kebisuan;
Namun mampukah kita pergi tak saling mengucap salam perpisahan?
Akan tiba suatu hari yang dinantikan;
Ketika waktu kembali melamban;
Dan kita berjalan di jalan yang berlawanan;
...
Takut, rasa itu menghantuiku
Setelah perlahan aku lupa tentang kesukaanmu
Wajahmu, tawamu
Dan terlebih, suaramu
Seperti akar yang menjalar lalu mencekik
Aku seperti tercekik
Dalam bingung dan gundah
Aku hanya bisa pasrah
Mungkin memang sudah waktunya
perlahan aku tinggalkan semuanya
Tentang kita...
Musim dingin yang beku
Kepingan salju pun turun
Inginkan raga ini dekat selalu
Mendamba hangatnya dekapmu
Namun, duniaku terlalu kelabu
Untukmu yang hanya ilusi
Hatiku selalu sendu
Sewaktu rindu datang kembali
Dan di sinilah akhirnya
Aku menepiskan segalanya
Ingi hati ini memiliki
Sawah Ladang Membentang,
Butiran Embun Bersembunyi di Dedaunan,
Kabut Meraba Seluas Pematang,
Sesekali terdengar motor menyusuri jalan.
Inilah pagi di desaku,
Tempat rindu kubawa,
Persinggahan lelahnya kalbu,
Keindahan yang tak ada dua.
Secangkir kopi ini masih setia,
Mendengarkan kata hati yang tiada henti,
Entah harus darimana harus kumulai cerita ini
Kabut sunyi perlahan mulai merayap di hati
Aku yang mencintaimu dalam diam
Menahan rindu yang kian tak teredam
Ingin rasanya aku bertemu denganmu
Tapi, menyapamu saja aku tak mampu
Lalu, apa dayaku?
Bahkan anginpun membisu
Ketika aku...