Ikhlas
…
Puisi Sedih adalah kumpulan puisi pendek tentang kesedihan karena cinta, sedih untuk orang-orang tercinta. Tapi ingat jangan sedih berkepanjangan karena malah jadi penyakit, baik moril, spirituil atau fisik.
Kutipan Kata Sedih bergambar di atas berjudul Ikhlas karya Maulindar Ayu Kurniasari
Sebelum terlalu larut dalam kesedihan, ada baiknya mensyukuri apa yang ada, bisa lewat puisi tentang ibu atau puisi tentang ayah ini.
Akan tetapi rasa sedih yang mampu disalurkan dengan baik akan menjadi model terapi masa kini yang cukup efektif justeru untuk keluar dari depresi. Kita tahu keadaan memang sedang tidak baik-baik saja, semua serba sensitif, terutama jika musibah menghampiri. Namun kami mengajak semua jiwa-jiwa yang sedih, untuk menuangkan seluruh keresahannya. Kedalam [keyword].
Tuhan, malam ini aku datang padaMu
Bukan meminta pengampunanMu
Tapi hanya mengadu padaMu
Tentang seorang wanita yang selalu kusebut namanya dalam setiap doaku
Tuhan, sesungguhnya engkau maha tahu
Tentang apa yg sedang terjadi dengan aku dan hatiku
Sungguh aku mencintainya dalam diamku
Bahkan aku...
Aku tidak akan membenci malam yang menggantikan siang.
Aku juga tidak menyalahkan hujan yang menghilangkan cerahnya pagi.
Mungkin itu salahku.
Aku manusia tuli dan bisu didekapmu.
Aku hanya bisa memandangi segala tingkah lakumu.
Tanpa bisa aku mencegahmu ketika perlahan menyayat-nyayat tubuhku.
Aku tahu itu...
Aku menari dalam air mata
Tersenyum sedang hati berduka
Aku lemas dalam fikiranku sendiri
Hidup saban hari menderita
Tenang tenang
Tidur lena mengharapkan segala yang binasa akan pulih
Seleraku makin hancur
Berlari jauh agar wajah kusutku tidak dinampakkan
Aduhai hati bertabahlah
...
Dingin malam menghampiri
Menyusup mengintervensi
Batas ruang elegi
Memaksa otak dan hati
Untuk tidak bersinergi
Ya, otak ingin berjalan sesuai realiti
Namun hati
Sedikitpun tak mau berkompromi
Hati ini berpegang teguh pada janji
Walau apa yang terjadi
Walau logika tak lagi terselami
kepada Pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
Cahayamu panas suci
tinggal kerdip lilin dikelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara dinegeri asing
Tuhanku
dipintuMu...
Akan tiba suatu hari yang dinantikan;
Ketika petikan dawai tak lagi menawan;
Dan kita bertatapan dalam kebisuan;
Namun mampukah kita pergi tak saling mengucap salam perpisahan?
Akan tiba suatu hari yang dinantikan;
Ketika waktu kembali melamban;
Dan kita berjalan di jalan yang berlawanan;
...
Setiap saat bahkan setiap waktu
Aku masih merasakan mu
Merasakan , kehadiran mu
Namun… mengapa…
Aku tak dapat merabamu…
Dan tak dapat menyentuhmu…
Apakah ,ini hanyalah …
Ketidaksadaran ku…
Atau ketidakmampuan ku…
Untuk merelakan kepergian mu…
Yang telah lama berlalu
Generasi yang dikorupsikan
Mereka dikorbankan
Demi keuntungan
Membunuh harapan
Menghancurkan impian
Generasi yang dikorupsikan
Dijebak lingkaran kekuasaan
Penuh kepentingan
Di manakah masa depan
Generasi yang diidamkan
Bukan dikorupsikan
Generasi yang dikorupsikan
Dilahirkan oleh kekuasaan
Yang disalahgunakan
Kerakusan dan...
Pak..
Kau setangguh beruang..
Sekeras batu karang..
Kau sering buatku takut..
Kau buat hatiku ciut..
Tapi..
Hari ini ku lihat air matamu..
Kau hadirkan kata maafmu..
Sekejap kau telah menyatukan retak..
Menyiram hati yang luluh lantak..
Raga bersorak gempita melambai-lambai bagaskara
Sabastala bermega hitaman seolah tak kan rintiknya
Namun dalamnya, akara merunduk pilu bagai bunga nan layu
Gelisah pilu bagai badai membadai di taman kalbu
Rahsa nan pilu bernaungan harsa nan palsuan
Bukanku tak ingin mendongeng pada insan nan lain
Hanya...
Ketika sang angin membisiksan tentang itu
Aku tidaklah pernah mengerti apa yang dimaksudkan
Seakan menyentuh hingga menusuk kalbu
Yang membuat hati menjadi bisu
Entah apa yang sang angin ingin sampaikan
Harapan hanya berita kesenangan
Tanpa ada kedukaan dalam hati
Tapi nyatanya sang angin...
Ketika pagi datang, sinar menguning yang semakin terang perlahan menghangatkan. Lama-lama membakar lalu padam menjadi jingga yang kemudian tenggelam dalam kelamnya malam.
Begitu cepat waktu bergulir, dengan dan terkadang tanpa sadar berlalu.
Mendongak untuk melihat dan merenungi setiap pergantian proses dan warna, dengan hati dipenuhi risau.
Apakah...
seperti jernih embun pagi
mengalir menderu membasahi pipi
mengalir membawa seribu kesesakan di hati
isakan tak tertahan memecahkan keheningan
ketika hati berteriak karna segundah rasa
meraung karna seribu luka
tubuh terpaku diam tak berdaya
terpuruk karna dunia yang kejam
menyiksa dengan seribu...
Aku hanya sekeping rasa
Yang kemudian menjelma menjadi sebuah asa
Asa yg dulu pernah di bangun bersama
Sebelum Akhir nya dia pergi meninggalkan jejak yg ku sebut luka.
Dari manakah rindu ini terbawa,
Padahal heningnya biasa saja,
Hanya tak sadarkah aku,
Wangimu yang masih disudut kalbu.
240 purnama kukira telan kenangan,
Rentang yang cukup bagi sang bulan,
Namun justeru habis oleh batara kala,
Yang lapar kalap oleh derita.
Giras 49
Di kehampaan mengambang rasa,
Harap yang meluap jadi bunga duka,
Terkoyaklah hati dalam kecewa,
Terlalu lama mempercayai tak terduga.
Harapan menjelma menjadi debu,
Mengendap perlahan dalam kesal,
Bertabur rasa yang pernah membara,
Kini tinggal reruntuhan di dada.
Terperangkap dalam ilusi palsu,
Membayangkan cinta...
Jika sudah tak sudi
Jikalau tak lagi mengerti
Palingkan saja
Hapus semua yang pernah ada
Jangan kau menyisakan
Setangkup harapan
Seribu penyesalan
Sebait kenangan
Yang pada nantinya
Yang pada akhirnya
Itu adalah duri
Yang senantiasa menyakiti
…
Deraian embun pagi membasahi bumi
sahutan burung berkicau bernyanyi
hembusan angin pagi berselimut kabut
Tatapan kosong mata memandang ke sudut
pikiran berkecamuk kesana kemari
Merintih penyiksaan batin
Kebusukan yang tak bisa diamati
membuka pintu mata hati
Kesabaran bak seluas samudra
takkala mampu...
Seperti babi yang takut akan ancaman pemburu
Namun bergaya didepan kawannya,,
Seperti babi yang memakan apapun yang ada didepanya,,
Namun berlagak bersih saat dipandu,,
Ampunilah kami ya Tuhan,,
Sungguh kami adalah pendosa tak kenal jera,,
Semoga Kau beri kami kesempatan untuk taubat..
Sebenar-benarnya...
Hey kemarilah sebentar aku ingin bermain denganmu berlarian memutari edelweis basah dipagi ini.
Temani aku setidaknya sebelum kabut itu datang dan menenggelamkanku lagi.
Aku ingin menghilang dengan atau tanpa dirimu,
Diantara dingin dan nyanyian bisu tempat ini.
Aku ingin berjalan menyusuri keabadian yang sunyi
Membawa...
Kala lembayung senja merekah
Mengiringi langkah untuk berpisah
Di sudut hampa hanya berserah
Melepas kepergianmu dengan gelisah
Kebersamaan telah andamkaram
Terbelengu sendu yang mendalam
Raga menunggu dengan dama
Meski terdayuh sukma
Enam almanak kureguk demi harsa tersuguh
Pinantian filantropi agar tetap utuh
...
Dan hati ini kian saja terasa kelam
Yang pekatnya lebih hitam dari ukiran malam
Sepenggal ragu menggurat asa jika rindu itu tiba
Akankah kita indah seperti jingga saat matahari menua
Gerimis menghantarkan langkahku berlalu
Aku mematung menatap persimpangan jalan berliku
Meski bibir mengatup rapat menahan...
saya dan sepi sedang berdiskusi
saya tidak ingin kopi, saya hanya ingin secangkir diksi
kami menikmati secangkir diksi dengan penuh hikmat
sejak hari itu saya sangat mencintai sepi dengan teramat sangat.
naifmu kerap menumbangkan harap
yang kususun dalam riuhnya sunyi
mempasikan tiap laju darahku
kala mengingat garis wajah yang kau gores
dalam kanvas waktu dengan bintang yang paling cemerlang
yang kerap menyegarkan cerita yang kutanam dalam baris abjad
kusudahi puisiku bukan karena kutak jeli
...
Jika menurut kalian tidak akan berhasil maka mari sejenak merenungkan yang lebih jauh lewat puisi islami, La Tahzan.
Apabila telah merenungkan hakikat kehidupan, kami rasa akan lebih mudah menuangkan keresahan. Kategori ini ada sebagai wadah menyalurkan segala kepenatan hati, sedihnya kita menghadapi sesuatu pengalaman, kepedihan yang tak terbantahkan dan tak terkira. Seperti saat pandemi 2020, kesedihan seluruh umat manusia terasa serempak seluruh dunia. Namun itu tak menghalangi mereka berkarya lewat puisi tentang corona.
Dalam dunia percintaan, kesedihan justeru kerap kali menghampiri, tapi anehnya seolah tak lelah kita disakiti. Jatuh dan bangun lagi, seperti sedang di otomatisasi. Kesedihanku menjelma jadi mutiara-mutiara indah dalam puisi tentang cinta yang berkilauan sepanjang derai air mata.
Ayo kita sama-sama menguatkan satu sama lain, karena itulah sejatinya manusia, ada untuk satu sama lain. Pertanyaan yang bagus untuk kita lontarkan pada diri sendiri, apakah kita sudah punya motivasi yang cukup untuk menjadi penyemangat?. Jawabannya bisa kalian temukan pada makna paling dalam dari puisi sedih.