Puisi na28 Berjudul Uluran Tangan Berharga 5 Bait 23 Baris
n
Uluran Tangan Berharga
© na28
tak dilihat bagai hantu
tak dipedulikan bagai debu
dia sudah terbiasa
diantara kerlap pijar cahaya
hanya dirinya yang gelap gulita
tiadakah seorang yang ingin mengulur tangan?
tiadakah yang datang untuk membawa harapan?
berteriak pun belum tentu didengar
sunyi
seorang diri
menahan benci
hingga hitam mulai menggerogoti
jiwa murni ternodai
salah siapa ini?
aku? kamu?
kita?
dengungan pilu tentang penderitaan
pelupuknya basah sebab kepedihan
jika ada seorang saja
cukup seorang
mengulur tangan, membantunya
titip ujar kepadanya
kamu tidak lagi sendirian
Puisi ‘Uluran Tangan Berharga’ menyajikan pergulatan batin seorang individu yang merasa terasing di tengah keramaian. Dengan menggunakan metafora hantu dan debu, penulis berhasil menciptakan gambaran kuat tentang perasaan tak terlihat dan tak berarti. Meskipun tema keterasingan bukanlah hal baru dalam dunia sastra, penggambaran emosi yang mendalam membuat puisi ini tetap memiliki daya tarik tersendiri. Bahasa yang digunakan cukup sederhana, namun efektif dalam menyampaikan pesan utama tentang pentingnya kepedulian dan empati. Kedalaman makna terletak pada ajakan reflektif kepada pembaca untuk mempertanyakan peran masing-masing dalam menghadapi penderitaan sesama. Sayangnya, elemen kejutan dalam puisi ini terasa kurang menonjol, karena alur emosional yang dibangun terkesan linear dan dapat diprediksi. Namun demikian, kekuatan puisi ini terletak pada kemampuannya untuk menyentuh hati pembaca dengan pesan humanis yang universal.