Puisi Millaricindi Berjudul Fajar, senja dan malam 1 Bait 10 Baris
m
Fajar, senja dan malam
© millaricindi
Senja menghilang,
Melebur luka yang amat panjang.
Bak genangan,
Kau meninggalkan sejuta angan.
Melebur fajar,
Dan kau gantikan gelapnya malam.
Suram,
Namun tiada ku berkutik.
Ini takdir,tak pantas bila ku kritik.
Jadi,kutegaskan,kehilanganmu sangat tidak asik.
Puisi “Fajar, senja dan malam” menyajikan perjalanan emosional yang kuat melalui pergeseran waktu dari senja ke malam. Penggunaan kata-kata seperti “melebur” dan “genangan” menciptakan gambaran yang jelas akan rasa kehilangan dan kerinduan. Penyair dengan mahir mengekspresikan kesedihan yang mendalam, sehingga pembaca dapat merasakan beban emosional yang ditanggung. Namun, meskipun terdapat keindahan dalam pemilihan kata, beberapa frasa terasa agak klise, seperti “kehilanganmu sangat tidak asik” yang dapat mengurangi kesan mendalam dari puisi. Keaslian ide dalam mengaitkan waktu dengan perasaan adalah suatu hal yang menarik, meskipun tema kehilangan ini cukup umum dalam sastra. Kedalaman makna yang dihadirkan cukup mengena, membawa pembaca untuk merenungkan takdir dan penerimaan. Elemen kejutan di bagian akhir puisi menciptakan kesan yang kuat, meskipun tidak sepenuhnya mengejutkan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah refleksi yang menyentuh, meski masih ada ruang untuk pengembangan dalam hal keindahan bahasa dan kekuatan akhir.