Puisi Irma Arifah Berjudul Balada Ksatria 2 Bait 15 Baris
I
Balada Ksatria
© Irma Arifah
Mendung yang menyelimuti mulai menepi
Langit biru menaungi cerahnya mentari
Selalu ada peluh yang terjatuh
bersimpuh dalam riuh yang mengaduh
Selalu ada linangan airmata
Yang pada akhirnya bermuara
di lautan kemenangan
atas segala tipu daya
atas jiwa-jiwa kesatria nan mulia
Cukuplah mereka tumpahkan darah mengharumkan pusara tanah air pusaka
Saktilah jayalah!
dalam megah yang membuncah!
Dalam hening yang bening
Dari derai airmata nestapa
Hingga ke penghujung singgasana
Puisi ‘Balada Ksatria’ berhasil menghadirkan suasana yang dramatis dan emosional, menciptakan keterhubungan yang kuat antara pembaca dan tema perjuangan serta pengorbanan. Penggunaan kata-kata yang menggugah, seperti ‘linangan airmata’ dan ‘tumpahkan darah’, menciptakan kekuatan emosional yang membuat pembaca merasakan kedalaman rasa duka dan harapan. Di sisi lain, keindahan bahasa dalam puisi ini terletak pada ritme dan pilihan kata yang puitis, meski ada beberapa frasa yang terasa agak klise. Ide yang diusung tentang pengorbanan para ksatria dalam mempertahankan tanah air adalah tema yang umum, tetapi disajikan dengan cara yang cukup orisinal dan segar. Kedalaman makna puisi ini sangat terasa saat menyentuh isu pengorbanan dan keberanian, walaupun ada ruang untuk eksplorasi lebih jauh tentang makna di balik ‘kemenangan’ yang disebutkan. Terakhir, elemen kejutan dalam puisi ini bisa dibilang kurang, karena alur dan tema yang diangkat cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang patut dihargai untuk emosi dan keindahannya, meski masih ada potensi untuk pengembangan lebih lanjut.