Pukul Dua
…
Puisi 10 Baris bergambar di atas berjudul Pukul Dua karya Aviv Jalali
Bagai angin malam yg berhbus kencang…
Seakan menyapa diriku yg kesepian..
Dimana dirinya.. dia yg ku cinta..
Kumerindukannya walau kini tak bersama..
Maafkanlah aku.. ini salahku.. yg tak bisa menjaga dirimu…
Kuatkanlah hati.. karana suatu nanti.. kita.. mungkin kembali…
Jika ini memang jalnnya… Jarak.....
Senja menghilang,
Melebur luka yang amat panjang.
Bak genangan,
Kau meninggalkan sejuta angan.
Melebur fajar,
Dan kau gantikan gelapnya malam.
Suram,
Namun tiada ku berkutik.
Ini takdir,tak pantas bila ku kritik.
Jadi,kutegaskan,kehilanganmu sangat tidak asik.
Hingga hari ini,,aku terdiam menunggu mu,,
Hingga detik ini,, aku melamun karenamu,,,
Hingga sore ini,, aku pun menemani senja untukmu,,
Kenapa kamu tak kunjung datang..
Hingga aku dapat bersenang denganmu,,
Dan dapat bersamamu,,
Kenapa kamu tak kelihatan,,,
Cuma ada di anganku,,
Aku...
Teruntuk kamu,
Kasih yang pernah berjarak karena waktu
Pernah memulai,jua pernah mengakhiri
Meniadakan diri dari lain hati
Teruntuk kamu,
Kisah yang pernah hadir
Memasuki lubukku tanpa permisi
Meninggalkanku tanpa kata pamit
Tenang,aku masih disini
Meratapi kepergian yang tiada henti
Perihal kepulangan,
Pada akhirnya ada beribu pertanyaan,
Yang tak sengaja ikut terbawa pulang,
Tak satupun memiliki jawaban
…
Dalam puisi bahasa inggris artinya menjadi :
Regarding the return,
In the end there were a thousand questions,
Which was accidentally be carried home,
None...
Aku begitu emosi,,
hingga tak kusadari,,
ada bara menyala di bola matanya,,
rasa marah yang mengendalikanku,,
membisikan selamat tinggal dan dia pun naik pesawat,,
tak pernah kembali lagi,,
namun selalu dihatiku,,
cinta ini telah membuatku menderita,,
dia terlalu sering ucapkan selamat tinggal,,
hingga...
aku menatap langit langit
sambil mendengarkan suara nyaring di telingaku..
entah mengapa mataku tertuju kepada..
kepada mu pendingin ruangan
mataku yang kabur menatap benda tersebut
tak lama air mata pun menetes dari bola mata
ini adalah pertarunganku dengan mata
mengapa air mataku terus mengalir
...
Aku benci.
Harapan ini tak jua berhenti.
Kau beri aku asa,
namun nyatanya tak ada.
Aku masuk dalam relungmu,
tapi kau tak mau menggapai aku.
Cinta kita tak sesuai porsi.
Aku yang sayang,aku yang dibuang.
Aku benci.
Aku benci tidak bisa membencimu
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakkannya mengguncangkan
nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang,, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tau kah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia….mamaku
Aku hanya ingin bertemu
Mencari waktu sambil berkaca
Membelah dunia hingga pecah
Memburu kaki-kaki sang penjelajah
Aku hanya ingin melihat
Membuka kamera layar lintas saja
Membuang rindu yang tak beraturan
Haus, lapar, dan kenyang sudah di rasa
Namun hanya satu yang belum...
Aku merenung
Merenung di samping kucing
Mendengkur menghela hening
Sapu kaku di pojok
Terpaku bersandar tembok
Menatap kertas di dinding
Kertas tertiup angin
Angin memukul sapu
Tertimpa kepala kucing
Kini aku berteman hening
Waktu terus mengiringi
Detak jantung menemani
Kunikmati secangkir diksi
Disepetak ruang sunyi tanpa telepati
Hati tak lagi memilih menanti
Sebab pemiliknya sudah lama pergi
Kini pikiranku berdiskusi
Pada raga yang tersakiti
Rintih tangis tak terbendungi
Karena hati susah lama mati
Keindahan ini sedang indah-indahnya
Membuatku bertanya-tanya..
Apakah ini nyata..
Atau hanya halusinasi mata..
Yang ku mampu lakukan hanya berdo’a..
Agar Tuhan..
Selalu menjaga aku dan rasa..
Kamu dan cinta..
Menjaga romansa..
Milik kita..
Badai besar itu datang tanpa ku undang..
Asaku luluh lantak..
Saat kulihat bidadariku marah..
Pondasi cintaku pun runtuh dalam sekejap..
Menyisakan puing penyesalan yang mendalam..
Wahai bidadariku..
Dengarlah harapan dari sisa keyakinanku..
Ku ingin cinta kita sekuat karang..
Jangan biarkan rindu terkikis..
Bagaikan baju, kotor
Di cuci lalu di bilas
Di keringkan lalu di jemur
Di setrika lalu di masukan ke dalam lemari..
Dalam versi bahasa inggris puisi diatas artinya :
“Process”
Like a dirty shirt,
Then washed in rinse,
Then dried in the sun,
Ironed...
Mengantuk perempuan muda itu,,
di bak terbuka mobil,,
waktu itu pagi sekali,,
hingga aku tak kuat menahan dingin,,
saat sorot lampu mobil itu menyinari,,
dia terbangun,,
sungguh sangat cantik,,
namun kenapa kamu tidur di bak,,
sungguh ku ingin memelukmu dengan sepenuh hatiku yang aku...
Kujelajahi sejarah kenangan
kuputar rekaman masalalu
menghadirkan kembali masa itu
masa-masa putih-biru
Walau terombak waktu
potret wajahmu melintas
seketika teringat sosokmu
sosok sahabat putih-biru
Karya Nia Pertiwi
Desa Andir, Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat
Kita berpuasa dari mengamini amin
Mantra mantra yang berjejeran
Serta sebusur senyum yang berpulang
Hari hari lalu kekal
Sebab sepi ialah sekat sekat duka nona
Yang menjamah alur alur di tubuhmu
Hingga subuh hingga fajar mematung
Dan kau suka mensetiai kegundahanku
Perihal...
Jika suatu hari nanti, aku tak sanggup lagi.
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau telah hembuskan nafas imagi
Jika suatu hari nanti, aksaraku tak terbaca lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau masih tetap sebuah inspirasi
Kelak, jika suatu hari nanti, impianku tak kekal abadi
Wahai sepercik sinar dihadapan.
Ketika kegelapan menyerang perjalan hidupku
Engkau seakan menerangi tujuanku
Dengan sepercik sinar aura kelembutan sikapmu.
Wahai engkau sepercik sinar!
Mulutku membatu saat hati bergejolok ingin menyatakan kebenaran padamu.
Kini dalam diam hatiku terpaut padamu.
Belaian kasihmu terhadapku masih belum bisa aku...
Engkau bagaikan kutu didalam hati.,
menggerogoti merahnya warna darah.,
Engkau bagaikan matahari dimalam hari.,
dan ku hanya bisa pasrah.,
Puisi diatas dalam bahasa inggris artinya :
“Acquiesce”
You like fleas in the liver.,
undermined the red color of blood.,
You are like the sun...
Tiba tiba ada yang menyapa ku
Hay…kamu….
Aku palingkan wajahku dan tersenyum
Iya….kataku
Kamu anak situ….lanjutmu
Akupun bingung
Kujawab saja…. Iya..begitu
Kaupun bilang…. Oo..begitu
Sambil tersipu malu ku ulurkan tanganku
Dan kukatakan saja “Ayak” panggilanku
Ya aku masih disini
Menikmati hari hatiku
Mengisi sepi
Entah dengan siapa
Ya aku masih disini
Menikmati epilog mimpi
Dalam limpahan rasa
Dimanakah kau berada?
Ya aku masih disini
Masih disini menanti kamu
Seringkali mendingin bekukan sisi hati
Membelenggu kedua tangan dan kaki
Akal terhujam pikiranpun membenci
Tinggal kasar kulit ari yg tegar menghadapi
Kadang pergi
Jarang kembali
Di dekat pasar depan stasiun kereta api
Katamu ramai
Tapi aku sendiri
Dirundung rindu kering kemuning sanubari