Puisi Galang Suhastra Berjudul DI BINGKAI LUKISAN SORE 10 Bait 12 Baris
G
DI BINGKAI LUKISAN SORE
© Galang Suhastra
Nada kukila tertata jiwa,
mengalun perlahan renjana.
Lembut namamu kusebut.
Diam-diam lalu beringsut.
Jalanan yang telah kusimpan dalam musim.
Ialah jalanan yang telah lama kukenal.
Namun melintasi jalan yang asing ternyata mengundang angin sore untuk berhembus mulus.
Sayup itu hidup.
Berdenyut,
diam-diam lalu beringsut.
Sore ini sore yang damai.
Diam-diam aku ramai.
Puisi “DI BINGKAI LUKISAN SORE” berhasil menangkap keindahan suasana sore dengan sentuhan emosi yang mendalam. Pilihan kata seperti ‘nada kukila’ dan ‘angin sore’ menciptakan nuansa yang lembut dan puitis, seolah-olah pembaca diajak merasakan ketenangan yang penuh refleksi. Namun, meskipun keindahan bahasa sangat terasa, terdapat beberapa bagian yang bisa lebih dieksplorasi untuk memberikan kedalaman makna yang lebih kaya. Konsep tentang perjalanan melalui ‘jalan yang asing’ sangat menarik, tetapi bisa diperluas untuk menambah dimensi pada pengalaman yang dihadirkan. Elemen kejutan dalam puisi ini cukup minim, sehingga bagi beberapa pembaca, mungkin tidak akan terasa begitu menggugah. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang indah dan menenangkan, meski dengan sedikit ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal kedalaman dan kejutan. Karya ini layak mendapatkan apresiasi tinggi dari segi keindahan bahasa dan kekuatan emosinya.