Puisi Fadly wahyudi Berjudul Bingkisan untuk maharani 4 Bait 17 Baris
F
Bingkisan untuk maharani
© Fadly wahyudi
Tersapa kau yang ingin ku panggil senja
Cahaya jingga berseri merona
Hanya bisu tenangkan suasana
Kedap tak bersuara bibir tak kuasa berkata
Terpaku pada kilauan silaukan mata
Sejanak ku merasa mengapa??
Keluh lidah cipta nestapa
kala tatanan tak seirama
Merongrong tertahan ingin kumuntahkan
Kata cinta tak sempat ku sampaikan
Sebab masa tak beri kesempatan
Pada gema berpantulan
Merajut kasih ku inginkan
Dalam perkenalan singkat penuh kesan
Berpondasi jujur lontaran kata ku letakan
Kurekatkan dalam hias ketulusan
Bersama kemasan keseriusan
Puisi “Bingkisan untuk Maharani” berhasil menyampaikan nuansa emosional yang mendalam melalui penggunaan citra alam dan perasaan cinta yang terpendam. Penggambaran senja sebagai simbol harapan dan kerinduan sangat kuat, menciptakan suasana yang melankolis namun indah. Keberanian penyair untuk mengungkapkan ketidakmampuan berkomunikasi dalam cinta, terlihat dalam frasa ‘bibir tak kuasa berkata’, memberikan kedalaman emosional yang bisa dirasakan pembaca. Meski ada keindahan dalam pilihan kata, beberapa bagian terasa repetitif dan dapat disempurnakan untuk meningkatkan ritme dan aliran puisi. Ide tentang cinta yang tidak terucapkan adalah tema yang universal, namun penyampaian yang digunakan cukup orisinil, memberikan nuansa segar. Ada elemen kejutan dalam transisi antara keinginan dan ketidakberdayaan, tetapi masih dapat lebih dieksplorasi untuk menciptakan dampak yang lebih memukau. Secara keseluruhan, puisi ini adalah karya yang menggugah, meskipun ada ruang untuk perbaikan dalam hal keindahan bahasa dan kedalaman makna.