Puisi Sristianty putri Berjudul Rasaku 3 Bait 16 Baris
s
Rasaku
© sristianty putri
Bergetar hati di relung yang paling sunyi,
Mengingat smua kejadian yang kita lewatkan.
Mungkin mulai detik ini,
Aku merasa aku sangat menyayangimu.
Semesta mendengar,
Angin mnjadi saksi,
Dan hatipun mengetahui hal itu,
Meski ku tak pernah tau
Kapan kau mengerti,
Tapi ku coba tuk berharap,
Walau terkadang sakit,
Terkadang hampa.
Dirimu yg tak pernah mengerti senja di wajah yg indah,
Air di mata yg cerah,
Cemburu di kata yg diam,
Dan ingin didalam ketidakpastian
Puisi “Rasaku” berhasil menyentuh perasaan melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam. Penggambaran emosi yang bergetar di relung hati menciptakan suasana intim yang mampu membuat pembaca merasakan kerinduan dan harapan yang saling bertautan. Frasa seperti “semesta mendengar” dan “angin menjadi saksi” memberikan nuansa alam yang memperkaya pengalaman emosional, meskipun penggunaan beberapa kata seperti “mnjadi” tampak sebagai kesalahan ketik yang mengganggu kelancaran baca. Dalam hal keaslian, puisi ini menyajikan tema cinta dan kerinduan yang klasik, meski penggambaran spesifiknya mengundang ketertarikan. Kedalaman makna puisi ini terletak pada kontras antara harapan dan ketidakpastian, yang sangat relevan dalam konteks hubungan manusia. Namun, elemen kejutan masih terasa kurang, karena puisi cenderung mengikuti pola yang sudah umum dalam tema cinta. Secara keseluruhan, “Rasaku” adalah karya yang menyentuh, tetapi ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal keunikan dan penyampaian bahasa.