Puisi Auliana Berjudul Heningnya Hati 1 Bait 10 Baris
A
Heningnya Hati
© Auliana
Menatap senja di penghujung hari
Suasana hati yang sunyi menyepi
Ku hanya seorang diri
Merenung dengan separuh memori
Burung-burung datang
Menghampiri pohon rindang
Daun kering mulai jatuh
Bagai hati yang tak lagi utuh
Seringkali menatap senja
Tak kalah indah dengan manis senyum yang kau punya Wahai engkau yang aku puja.
Puisi “Heningnya Hati” berhasil menangkap suasana melankolis dengan sangat efektif. Penggunaan gambaran senja sebagai simbol waktu yang berlalu dan kesepian sangat kuat, memberikan pembaca nuansa yang dalam. Namun, meskipun puisi ini memiliki keindahan dalam penyampaian emosinya, ada beberapa bagian yang terasa sedikit klise, seperti ‘daun kering mulai jatuh’ yang mungkin bisa dieksplorasi dengan cara yang lebih segar. Secara keseluruhan, keindahan bahasa yang digunakan cukup memikat, meskipun terkadang tidak sepenuhnya orisinal. Penutup yang menyebutkan sosok yang dipuja menambah dimensi romantis, tetapi bisa jadi lebih mendalam jika ada eksplorasi lebih lanjut tentang hubungan tersebut. Momen-momen refleksi dan perenungan dalam puisi ini memberikan kedalaman, meskipun elemen kejutan terasa kurang kuat. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang indah meskipun masih bisa ditingkatkan dalam beberapa aspek.