ALGOJO KEMATIAN
…
Puisi 29 Baris bergambar di atas berjudul ALGOJO KEMATIAN karya Rei Rumlus
Lingsir wengi
Sepi durung biso nendro
Kagodho mring wewayang
Kang ngreridhu ati
Kawitane
Mung sembrono njur kulino
Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno
Nanging duh tibane aku dewe kang nemahi
Nandang bronto
Kadung loro
Sambat-sambat sopo
Rino wengi
...
Ketika malam tiba
Ku lihat bintang yang terang di langit
Bintang yang terang menyinari
Mata dan hatiku
Tetapi tidak dengan perasaan
Dan fikiranku yang gundah gulana
Kulihat daun yang melambai -– lambai
Seakan – akan daun itu memanggilku
Ku pegang daun itu
Dan...
Sore yang begitu dingin
Terpendam sebuah ingin
Yang mengkristal bersama senja
Menetes lembut di permukaan daun
Seperti lentera dalam gelap
Menenangkan…
Mendamaikan…
Tak perlu seterang matahari
Tak perlu seindah rembulan
Tak perlu sebanyak bintang
Karena yang ku butuh sedikit cahaya
Dari lentera...
Lihat,
Saat pintu telah terkunci
Lampu-lampu pun mati
Kau menyala sebagai satu yg ku rindukan
Malam ini aku kembali lagi
Kembali ke masa itu
Di tempat kau pernah ada
Kita pernah berdiri memutar kata
Menulis aksara menggambarkan warna
Membuat tawa terbahak...
Tuhan….
Jika memang ini Waktu ku
Aku ingin memutar kembali
Dan melihat Indahnya symphoni
yang begitu indahbeterbangan di
alam fikir ku
Dan mengayunkan muka bersama
Sang Mentari
Tuhan ….
Aku mohon kepada Mu
Bantulah Aku,
Tolonglah Aku
Jika...
1/
_Tayaqqodu tayaqqodu, tayaqqodu ya niyam_
Pohon-pohon berdzikir
Udara,
menyeruakkan sejuk
Yang memeluk
Lampu-lampu kamar mulai menyala
Menghaturkan bayang
Yang berbondong-bondong terjaga
Menganju menuju suluk
2/
Dengan _nafsul muthmainnah_
Asma-asma pujian terlantun
Oleh bibir yang memohon _’afwu_
Untuk ayah dan ibu
sebuah sudut kamar hijau
sebuah pantulan cahaya mentari singgah melalui
lorong kotak penuh kaca bening
menunggu tenggelam untuk pamit di akhir hari
mengakhiri keseruan godaan sunyi yang memenuhi kening
di sudut ini
hadap wajah arah timur bumi
menunggu nasib mengakhiri penderitaan
menyongsong harap...
Suamiku…
Aku tau engkau lelah
Suamiku….
Aku tau engkau gelisah
Dibalik candamu…kau meringik
Di balik senyummu …kau mengeluhh
Suamiku… Pernahkah kau tau
Di samping tungku ini
Ku sematkan singkong bakar
Jika kau lapar aku akan pura-pura kenyang
Suamiku. …
...
Kopi hitam kembali diseduh tak pakai gula.
Nikmati hidup, walau nafas terus terjajah.
Setangkai mawar kematian, jadi risalah.
Salam, bagi kalian penguasa yang terus berulah.
Ini aku, algojo kematian.
Aku datang dari arena jalanan.
Tumbuh mekar dalam barisan pemberontakan.
Kau tak bisa menghindar, kepala...