Puisi singantoko Berjudul wejangan isteri 1 Bait 29 Baris
s
wejangan isteri
© singantoko
Suamiku...
Aku tau engkau lelah
Suamiku....
Aku tau engkau gelisah
Dibalik candamu...kau meringik
Di balik senyummu ...kau mengeluhh
Suamiku... Pernahkah kau tau
Di samping tungku ini
Ku sematkan singkong bakar
Jika kau lapar aku akan pura-pura kenyang
Suamiku. ...
Pernahkah kau tau ..
Anakmu kedinginan..
Ia butuh selimut..
Suamiku. .
Pernahkan kau tau
Pundi -pundi padi yang kau tanam
Aku memunguti setiap biji
Untuk makan kita sehari hari...
Suamiku...
Pernahkah kau tau..
Aku tersebyum menyambutmu datang..
Setiap kali kau pulang dari ladang..
Suamiku...
Aku hanya meminta padamu
Tetaplah disini bersama anak kita
Aku ingin melihat anak kita tumbuh
Dengan peci hitam dan sorban.
22/03'17
Puisi “wejangan isteri” menyajikan sebuah panorama emosional yang mendalam tentang perjuangan dan pengorbanan seorang istri. Dengan nada yang lembut namun penuh makna, penyair berhasil menggambarkan bagaimana cinta dan perhatian seorang istri dapat terkandung dalam hal-hal kecil yang sering diabaikan. Pengulangan frasa ‘Suamiku…’ menciptakan kedekatan yang intim, seolah-olah suara hati istri ini langsung menyentuh jiwa pembaca. Meskipun penggunaan bahasa dalam puisi ini terkesan sederhana, namun keindahan dan kekuatan emosi yang dihadirkan mampu menggugah perasaan. Beberapa elemen visual, seperti ‘singkong bakar’ dan ‘peci hitam’, memberikan gambaran konkret yang memperkuat narasi. Namun, terdapat sedikit kekurangan dalam elemen kejutan; puisi ini, meskipun menyentuh, tidak menyajikan twist yang tak terduga. Secara keseluruhan, puisi ini adalah penghormatan yang tulus kepada wanita yang sering kali berjuang di balik layar tanpa pamrih. Keseluruhan, puisi ini berhasil menciptakan sebuah resonansi emosional yang kuat, menjadikannya karya yang layak diapresiasi.