Puisi ika febriyanti Berjudul pergi dengan sebuah kesedihan 9 Bait 29 Baris
pergi dengan sebuah kesedihan
Ketika malam tiba
Ku lihat bintang yang terang di langit
Bintang yang terang menyinari
Mata dan hatiku
Tetapi tidak dengan perasaan
Dan fikiranku yang gundah gulana
Kulihat daun yang melambai -– lambai
Seakan - akan daun itu memanggilku
Ku pegang daun itu
Dan ku raba daun itu
Seketika itu aku berpikir
Daun itu mempunyai bentuk yang rata
Tetapi mengapa nasib dan takdirku yang tidak
Serata daun yang ku pegang itu
Kenapa tuhan kau buat hidupku seperti
Singa yang sedang kelaparan
Kenapa tuhan . . . . . . .
Kau buat hari – hariku penuh dengan kesedihan
Di setiap titik kesedihanku
Kau hanya terdiam melihatku
Dan di saat aku bahagia
Kau pun tetap terdiam melihatku
Apa salahku sehingga kau bisa
Tega terhadapku seperti ini
Di saat kau sedang melihatku
Aku hanya memendam rasa
Kecewa di hatiku yang tak
Sanggup aku katakan kepadamu
Sungguh aku kecewa kepadamu
Puisi “pergi dengan sebuah kesedihan” menyampaikan perasaan yang mendalam melalui gambaran malam dan bintang. Penulis berhasil merangkai emosi kesedihan dengan efektif, menciptakan ikatan yang kuat antara pembaca dan perasaan yang diekspresikan. Penggunaan alam, seperti bintang dan daun, memberikan nuansa yang menyentuh, meskipun terkadang repetisi frasa dapat mengurangi kekuatan ekspresi. Dalam hal keindahan bahasa, ada beberapa pilihan kata yang cukup puitis, namun penggunaan struktur kalimat yang agak berulang bisa membuat alur terasa stagnan. Ide mengenai hubungan antara manusia dan Tuhan yang penuh dengan pertanyaan eksistensial adalah tema yang universal, namun penyampaian ide ini terasa agak klise dan bisa lebih dieksplorasi. Kedalaman makna puisi ini cukup baik, dengan refleksi yang dalam tentang kesedihan dan ketidakberdayaan, meskipun beberapa bagian terasa agak langsung. Elemen kejutan tidak terlalu kuat, karena tema yang diangkat cukup familiar dalam konteks puisi. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh, namun masih memiliki ruang untuk pengembangan lebih lanjut dalam hal keindahan bahasa dan keaslian ide.