Puisi Sunan Kalijaga Berjudul Lingsir Wengi 3 Bait 29 Baris
S
Lingsir Wengi
© Sunan Kalijaga
Lingsir wengi
Sepi durung biso nendro
Kagodho mring wewayang
Kang ngreridhu ati
Kawitane
Mung sembrono njur kulino
Ra ngiro yen bakal nuwuhke tresno
Nanging duh tibane aku dewe kang nemahi
Nandang bronto
Kadung loro
Sambat-sambat sopo
Rino wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine mugo biso tak ugemi
Terjemahan :
Menjelang Tengah Malam
saat menjelang tengah malam
sepi tidak bisa tidur
tergoda bayanganmu
di dalam hatiku
permulaanya
hanya bercanda kemudian terjadi
tidak mengira akan jadi cinta
kalau sudah saatnya akan terjadi pada diriku
menderita sakit cinta(jatuh cinta)
aku harus mengeluh kepada siapa
siang dan malam
yang saya cinta jangan lupakan ku
janjinya kuharap tak diingkari
Puisi “Lingsir Wengi” menyuguhkan nuansa yang mendalam tentang kerinduan dan rasa sakit cinta yang tak terelakkan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis, penyair berhasil membawa pembaca merasakan kesepian yang dialami saat menjelang tengah malam. Emosi yang terpancar dari setiap larik menggambarkan betapa rumitnya perasaan manusia ketika terjebak antara cinta dan kehilangan. Alunan ritme yang harmonis dalam bait-baitnya membuat puisi ini terasa menggugah. Meskipun tema cinta adalah tema yang umum, pendekatan yang diambil dalam puisi ini memberikan keaslian tersendiri. Namun, ada beberapa bagian yang mungkin bisa lebih diperdalam untuk menambah kedalaman makna. Secara keseluruhan, “Lingsir Wengi” adalah karya yang menggugah hati dan menyentuh jiwa, meskipun tidak ada elemen kejutan yang mencolok, tetapi keindahan dan kedalaman emosi yang disampaikan cukup mengesankan.