Puisi Pungki78 Berjudul Teruntuk guruku 11 Bait 28 Baris
p
Teruntuk guruku
© pungki78
Engkau pernah banyak berkisah cinta kepadaku
ajarkan segala luka hingga aku tak terhina
Engkau tuliskan adab pada nafsu-nafsuku
kenalkanku pada hikmah segala tanya
Bu
Kerutan wajahmu adalah kumpulan kisah lugu kami
tebal lensamu adalah peluh bakti
yang sadurkan segala norma
Bu
Jangan lelah dulu
Jangan berhenti
tanah ini masih memerlukanmu
ratusan tawa-tawa kecil juga menantimu
Tanpamu kita yakin kan tersesat
tanpamu kita pun takkan melihat
Bu
aku sudah disini sekarang
melangkah pada banyak kepastian
telah mampu melawan
sudah juga merasa
separuh diriku adalah karenamu bu
separuh perjalanan adalah darimu
tetaplah jadi ibu kami
walau laknat lupa kadang menghampiri
tapi kami disini karenamu bu
dan ukiranmu
dan lelahmu
dan tawamu
Puisi “Teruntuk Guruku” ini berhasil menyampaikan rasa syukur dan penghormatan yang mendalam kepada seorang guru. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, penyair menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pembaca dan sosok guru. Penggambaran wajah dan peluh guru sebagai simbol pengorbanan yang tulus menambah kedalaman emosional puisi ini. Struktur yang terinspirasi dari aliran pikiran memperkuat nuansa keintiman, sekaligus menciptakan ritme yang mengalir. Meskipun terdapat beberapa pengulangan yang dapat membuat narasi terasa monoton, nuansa haru dan kesadaran akan peran penting guru tetap terasa kental. Keaslian ide yang diusung mengenai pengaruh guru dalam hidup seorang murid adalah tema universal yang relevan dan menyentuh banyak hati. Namun, elemen kejutan dalam puisi ini kurang terasa, sehingga pembaca mungkin sudah dapat memprediksi arah emosionalnya. Secara keseluruhan, puisi ini adalah penghormatan yang tulus dan menyentuh kepada para pendidik, menyampaikan pesan yang layak untuk direnungkan dan diapresiasi.