Puisi abudalta Berjudul Siapa 6 Bait 17 Baris
a
Siapa
© abudalta
Sambil melolong keluarkan kata tanpa makna
bagai tanpa dosa kau muntahkan semua
jangan kau kira kepedulian adalah sebagian dari jalan
sedangkan kebencian menjadi rintangan dan lubang sebenarnya aku tak menyukai dan tak membenci
setiap orang
cuma saja aku sedikit menaruh hormat
hanya saja aku sedikit memimpikan harapan
sekedar untuk menghadapi dan menjalani selangkah laju
cemburu
gerutu
seribu haru yang semakin biru
membuat semua jadi pilu
menunggu itu menyebalkan
yang menyebalkan jangan ditunggu
dan jangan kuatir
kau tetap ku tunggu
040703
Puisi berjudul ‘Siapa’ ini menawarkan permainan emosi yang cukup menarik, meskipun tidak terlalu mendalam. Ada semacam kontradiksi antara kebencian dan kepedulian yang dihadirkan secara lugas, membuat pembaca merasakan ketidakpastian yang mendalam. Namun, dari segi kekuatan emosi, puisi ini lebih cenderung mengekspresikan kebingungan daripada intensitas rasa yang membara. Keindahan bahasa tampak dari penggunaan diksi yang sederhana namun efektif, meski masih bisa ditingkatkan untuk memberikan daya tarik estetika yang lebih kuat. Ide puisi ini, yaitu pergulatan antara rasa hormat dan kebencian, cukup umum dalam puisi-puisi kontemporer, sehingga aspek keaslian tidak terlalu menonjol. Meski demikian, kedalaman makna dari setiap barisnya mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antarmanusia dan introspeksi diri. Elemen kejutan hadir dalam bentuk permainan kata-kata dan ritme yang tidak terduga, meski tidak cukup kuat untuk meninggalkan kesan mendalam. Secara keseluruhan, puisi ini adalah usaha yang baik namun masih dapat dikembangkan lebih jauh untuk mencapai potensi penuhnya.