Puisi Rimbapena Berjudul Selamat Bermimpi Kawan 3 Bait 3 Baris
R
Selamat Bermimpi Kawan
© Rimbapena
Masih ingatkah kau pada meja yang kerap kita hadapi itu? Permukaanya sebiru lagu. kaki-kakinya sekukuh kesepakatan tanpa ucap dan ragu. Sementara pada kolongnya, ransel-ransel kita berjejalan menunggu.
Ingatkah kau berapa dunia yang tercipta di situ? Berapa kalimat yang tersambung agar layang-layang kita kian membubung, atau sekadar bersabung supaya tawa kita senantiasa bergaung?
Kini, aku tak tahu apakah meja itu telah menjadi abu, tetapi setiap jeda yang kita tanam di situ telah menjadi tugu. Dindingnya adalah ukiran mimpi-mimpimu dan puncaknya adalah senyumanmu.
Puisi “Selamat Bermimpi Kawan” menyuguhkan perjalanan kenangan yang penuh emosi dan kehangatan. Dalam bait-baitnya, penulis berhasil menghidupkan suasana nostalgia dengan deskripsi yang kuat dan puitis. Ungkapan seperti ‘permukaannya sebiru lagu’ dan ‘kaki-kakinya sekukuh kesepakatan’ menciptakan citra visual yang menawan, menggugah pembaca untuk merasakan kedalaman ikatan yang pernah terjalin. Keaslian ide tentang meja sebagai simbol pertemuan dan tempat berkumpul untuk bermimpi sangat mengena, mencerminkan keintiman dalam hubungan antar sahabat. Namun, meskipun makna yang terkandung dalam puisi ini cukup dalam, terdapat sedikit kekurangan dalam elemen kejutan yang bisa membuat pembaca tertegun. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati dan mengajak kita untuk merenungkan kembali kenangan indah yang telah berlalu.