Puisi Gaung Basmallah Berjudul Bait Terpahit 4 Bait 4 Baris
Keaslian Ide
3
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
5
Kedalaman Makna
4
Keindahan Bahasa
4
Score
3.6
1 Voters
G
Bait Terpahit
© Gaung Basmallah
Hunus saja sajak yang tersarung kelu di lidahmu.
Untuk coba congkel apa yang terselip diantara bait terpahit.
Setelah lama kau cari dengan matamu yang menyipit.
Sisakan walau sedikit. Kelak, juga akan terasa legit.
Puisi “Bait Terpahit” menghadirkan sebuah perjalanan emosional yang mendalam, di mana penulis berhasil mengekspresikan perasaan terjebak dalam kesedihan dan pencarian makna. Penggunaan kata ‘hunus’ dan ‘sajak’ menciptakan nuansa yang tajam dan reflektif, mengundang pembaca untuk merenungkan rasa pahit yang tertinggal di dalam diri. Struktur yang sederhana namun menggugah, diiringi dengan gambaran visual yang kuat, membuat pembaca seolah terlibat langsung dalam pencarian tersebut. Selain itu, frasa ‘kelak, juga akan terasa legit’ memberikan harapan, meskipun diselimuti rasa sakit. Dalam hal kekuatan emosi, puisi ini sangat efektif, mampu menyentuh hati dan mengajak kita merasakan kerinduan dan kesedihan yang mendalam. Keindahan bahasa yang digunakan, meski tidak berlebihan, tetap elegan dan bermakna. Di sisi lain, keaslian ide yang diusung cukup menarik, meskipun tema pencarian makna dalam kesedihan bukanlah yang baru. Kedalaman makna puisi ini sangat baik, mengajak pembaca untuk menggali lebih dalam tentang pengalaman pribadi. Namun, elemen kejutan mungkin kurang terasa, karena perjalanan emosional yang disampaikan cukup dapat diprediksi. Secara keseluruhan, “Bait Terpahit” merupakan karya yang layak diapresiasi, dengan nuansa yang kuat dan menawan.