Puisi Audy Gilang Listiandini Berjudul Kerinduan sang Buana 3 Bait 13 Baris
A
Kerinduan sang Buana
© Audy Gilang Listiandini
Jika tuhan menciptakanmu
Mungkin ini surat dari tuhan
Atas ulah para penghuni buana
Yang selalu tamak
Rasanya buana ini ingin menangis
Buana ini merasa kesepian
Bahkan masjid di buana ini menangis
Menangis karena ulahmu
Yang membuat semua terlihat hampa
Masjidpun rindu
Rindu akan sosok para jamaah
Yang bersujud menghadap sang kuasa
Ya Allah lindungilah kami
Puisi “Kerinduan sang Buana” menyentuh hati dengan gambaran emosi yang kuat dan mendalam. Penggambaran buana yang merindukan sosok jamaah menciptakan suasana sepi dan kesedihan yang menggugah. Penggunaan frasa ‘Buana ini ingin menangis’ dan ‘masjid di buana ini menangis’ secara efektif menyoroti dampak spiritual yang dirasakan oleh alam dan tempat ibadah akibat ketamakan manusia. Meskipun terdapat keindahan dalam penggunaan bahasa, ada beberapa pilihan kata yang dapat dipoles untuk meningkatkan keindahan estetik puisi ini. Ide tentang hubungan antara manusia dan alam serta spiritualitas sangat relevan dan memiliki keaslian, namun mungkin bisa diperluas untuk memberikan perspektif yang lebih segar. Makna yang terkandung dalam puisi ini cukup dalam, menyiratkan kesedihan kolektif dan kebutuhan akan pelindungan. Namun, elemen kejutan dalam penyampaian bisa lebih ditingkatkan untuk meninggalkan kesan yang lebih mendalam pada pembaca. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang menyentuh dan layak untuk diapresiasi lebih lanjut.