Puisi Arbani Yasiz Berjudul Permohonan 1 Bait 11 Baris
A
Permohonan
© Arbani Yasiz
Wahai bidadariku..
Niat menyakitimu tak pernah tersirat..
Salah paham pun tak pernah ingin ku ikat..
Terimalah maaf yang tulus ku semat..
Dari hati yang kini tengah bermunajat..
Duhai bulan purnama..
Jangan biarkan ikrar cinta kita rusak..
Karena ego yang kian sesak..
Lepaskan prasangka yang merangkul sedihmu..
Karena sedihmu..
Mengoyak jiwaku..
Puisi “Permohonan” menghadirkan nuansa emosional yang kuat melalui ungkapan kerinduan dan penyesalan. Penggunaan metafora seperti ‘bidadari’ dan ‘bulan purnama’ memberikan keindahan visual yang mendalam, menambah daya tarik puisi ini. Bahasa yang digunakan sederhana namun penuh makna, menciptakan jembatan antara penulis dan pembaca. Namun, meskipun ada keindahan dalam penyampaian, ide yang diusung terkesan umum dalam konteks hubungan percintaan, sehingga tidak sepenuhnya orisinal. Kedalaman makna puisi ini cukup baik, menggambarkan pergolakan batin yang sering dialami dalam hubungan. Namun, elemen kejutan tidak terlalu terasakan, karena tema yang diangkat cukup lazim dan bisa diprediksi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh hati, meskipun masih ada ruang untuk eksplorasi lebih lanjut dalam hal keaslian dan kejutan.