Puisi Singa jantan Berjudul Mulutku membatu 4 Bait 10 Baris

Keaslian Ide
4
Elemen Kejutan
2
Kekuatan Emosi
4
Kedalaman Makna
3
Keindahan Bahasa
3
Score
3.2
1 Voters
Puisi 4 Bait 10 Baris Tentang CintaDengar Puisi Bacain Puisi Nilai Download Kutipan Komentar
S

Mulutku membatu

© Singa jantan

Wahai sepercik sinar dihadapan.
Ketika kegelapan menyerang perjalan hidupku
Engkau seakan menerangi tujuanku
Dengan sepercik sinar aura kelembutan sikapmu.

Wahai engkau sepercik sinar!
Mulutku membatu saat hati bergejolok ingin menyatakan kebenaran padamu.
Kini dalam diam hatiku terpaut padamu.

Belaian kasihmu terhadapku masih belum bisa aku terka dalam pikiran ku.
Yang aku tahu, aku mencintai mu.

Disaat aku pandang di upuk barat, selatan dan timur wajahmu yg selalu menerpa di bola mataku.


One comment

  1. Keaslian Ide
    4
    Elemen Kejutan
    2
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    3
    Keindahan Bahasa
    3
    3.2/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Mulutku membatu” menyampaikan rasa cinta yang dalam dan penuh kerinduan dengan cara yang sangat puitis. Penggunaan frasa “sepercik sinar” sebagai metafora untuk sosok yang dicintai menggambarkan harapan dan keindahan dalam kegelapan yang dihadapi. Meski demikian, terdapat beberapa bagian yang bisa diperhalus untuk memberikan aliran yang lebih harmonis, seperti pada repetisi “Wahai engkau sepercik sinar” yang terasa sedikit berlebihan. Emosi yang disampaikan cukup kuat, terutama dalam ungkapan kerinduan dan ketidakberdayaan sang penyair untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, kedalaman makna puisi ini bisa lebih ditingkatkan dengan penjelasan yang lebih konkret mengenai konflik batin yang dialami. Secara keseluruhan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan cinta yang sering kali terpendam dan sulit diungkapkan. Perlu dicatat pula, ada elemen kejutan yang dapat ditingkatkan untuk memberikan dampak yang lebih dalam pada pembaca.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *