Puisi Legiman Partowiryo Berjudul Dada yang Menadah Rindu 2 Bait 22 Baris
S
Dada yang Menadah Rindu
© Sirazhy
jika kau disana dan sedang memikirkanku
serta berharap aku segera datang
menghapus sisa airmata kerinduan yang tak lekang
maka ejawantahkan telaga
yang dirimbuni pepohonan
atau riuh suara prenjak
dan selembar daun yang mengcipak pelan
bahwa aku menyusup
dalam tiap abjad dan sela jemarimu yang lentik
membawa sarang lebah yang dipenuhi madu
hingga tulisan yang kau genggam
lalu kau toreh bisa kau nikmati
semanis madu yang dikumpulkan
para pejuang alam yang selalu tunduk
pada kalam.
jemput dan bunuh kerinduanmu itu
dengan sekali kecup
lalu kita akan mengudar rasa
dengan perasaan yang paling bahagia
membuat dewi cintapun murka
dengan cemburu yang menghantam
dan menyusup pada rongga dadanya.
Puisi “Dada yang Menadah Rindu” menyuguhkan sebuah pengalaman emosional yang mendalam. Penulis berhasil menyampaikan kerinduan yang menyentuh hati melalui penggunaan imaji yang kuat dan simbolisme yang indah. Kalimat-kalimatnya mengalir dengan luwes, menciptakan melodi yang seakan menggugah rasa. Namun, meski keindahan bahasa sangat terasa, ada kecenderungan untuk bertele-tele yang mungkin bisa membuat beberapa pembaca kehilangan fokus. Keaslian ide tentang kerinduan dan cinta tersampaikan dengan baik, tetapi penggunaan elemen alam dan simbolisme bisa lebih diperkuat untuk menambah kedalaman makna. Di sisi lain, elemen kejutan dalam puisi ini tampak kurang eksplisit; meskipun ada keindahan dalam ungkapan cinta, harapan untuk menemukan twist atau pencerahan yang mengejutkan sedikit terabaikan. Secara keseluruhan, puisi ini adalah sebuah karya yang menggugah, namun masih bisa ditingkatkan dalam aspek penyampaian dan kejutan.