Puisi Shakila Rifa Anjani Berjudul Rindu 5 Bait 21 Baris
S
Rindu
© Shakila Rifa Anjani
air mata langit kian menetes
meneteskan segala kekecewaannya
kupandang langit yang kini menangis
kudengar suara air mata nya yang tak henti – hentinya menetes
ia kecewa
kecewa akan segala rindu
yang menyayat hatinya
demi ia, ia yang tak peduli dengan hati yang kini rindu
rindu yang kini menghujan
membuat ku mengingat
mengingat bagaimana kenangan terulang kembali
rindu yang datang dengan setiap kenangan
kenangan yang pernah ada
kini ia hilang
membawa segala kenangan itu pergi jauh
yang membuat ku kembali kecewa
kecewa dengan rindu yang menghujan hati
kini semua seakan semu
kini sepi pun menenggelamkan segala tawa
tak lagi ada tawa ku seperti kenangan lalu
kenangan bersama mu yang kini hanya bersisa rindu
Puisi “Rindu” berhasil menciptakan suasana yang sarat dengan emosi melalui gambaran alam yang mencerminkan perasaan penulis. Penggunaan personifikasi pada “air mata langit” dan “suara air mata” menciptakan kedalaman emosional yang kuat, sehingga pembaca dapat merasakan kekecewaan dan kerinduan yang mendalam. Namun, terdapat repetisi yang mungkin berlebihan pada kata “kecewa” dan “rindu” yang dapat mengurangi kekuatan ekspresi. Keindahan bahasa yang digunakan cukup menarik, meskipun terkadang terhambat oleh kurangnya variasi dalam struktur kalimat. Ide tentang kerinduan yang mengingatkan pada kenangan indah memiliki keaslian, tetapi bisa jadi lebih segar jika disampaikan dengan cara yang lebih unik. Makna yang terkandung dalam puisi ini cukup dalam, mencerminkan pengalaman universal dari kehilangan dan kerinduan. Namun, elemen kejutan tampaknya kurang terasa, karena tema kerinduan adalah tema yang umum dalam puisi. Secara keseluruhan, puisi ini menunjukkan potensi yang baik, tetapi masih memerlukan penyempurnaan dalam penggunaan bahasa dan variasi ide untuk mencapai puncaknya.